Bobo.id - Ketika kita belajar sejarah jatuhnya pemerintahan Orde Baru, maka tidak lepas kaitannya dengan peristiwa krisis moneter (krismon).
Era orde baru dimulai setelah Soeharto diangkat menjadi Presiden, dari 11 Maret 1966 hingga 20 Mei 1998.
Masa orde baru berlangsung selama 32 tahun menyebabkan Indonesia tumbuh dan berkembang sangat pesat di berbagai bidang.
Namun, pemerintah orde baru ini kemudian runtuh karena adanya penyimpangan UUD 1945, pemerintahan terpusat, praktik KKN, diskriminasi, kerusuhan, dan krisis moneter.
Akibat terjadi krisis moneter, masyarakat Indonesia mengalami beberapa dampak negatif.
Simak artikel di bawah ini untuk mengetahui beberapa dampak krisis moneter bagi rakyat Indonesia.
Dampak Krisis Moneter 1998
1. Penurunan Nilai Tukar Rupiah
Dampak pertama yang terjadi akibat krisis moneter yaitu turunnya nilai tukar Rupiah.
Dengan penurunan nilai tukar Rupiah ini, seluruh bank di Indonesia mengalami kredit macet yang parah.
Oleh sebab itu, pada masa reformasi, B.J. Habibie melikuidasi beberapa bank yang bermasalah pada saat krisis, agar nilai rupiah dapat stabil kembali.
Baca Juga: 10 Contoh Komunitas Pemberdayaan Masyarakat dan Bidangnya, Materi IPS
Ini sesuai dengan UU Nomor 25 Tahun 1999 tentang Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran dan Likuidasi Bank, terdapat pengertian likuidasi bank.
Pada UU Nomor 25 Tahun 1999 Pasal 1 ayat (4), likuidasi bank adalah tindakan penyelesaian seluruh hak dan kewajiban bank sebagai akibat pencabutan izin usaha dan pembubaran badan hukum bank.
2. Perusahaan Bangkrut
Pada masa orde baru, banyak pelaku bisnis yang ketergantungan pada utang luar negeri untuk memperlancar kegiatan produksi.
Pada akhirnya, perusahaan bisnis yang tidak mampu membayar utang kemudian bangkrut.
Ditambah lagi, nilai Rupiah yang anjlok menghambat proses pembelian bahan baku kegiatan produksi.
3. Kenaikan Harga Bahan Pokok
Setelah terjadinya krisis moneter, jumlah pengangguran akibat bisnis yang bangkrut semakin meningkat.
Nilai tukar Rupiah memicu terjadinya kenaikan harga bahan pokok kebutuhan masyarakat.
Ini membuat rakyat Indonesia kesulitan dan protes besar-besaran yang kemudian memicu demo.
4. Demonstrasi
Baca Juga: 10 Contoh BUMD: Bidang Usaha, Hasil Usaha, dan Kontribusinya, Materi IPS
Protes rakyat yang lebih banyak diwakilkan oleh mahasiswa dilakukan secara besar-besaran.
Dilansir dari Kompas.id, pada 4 Mei 1998, pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Tarif Dasar Listrik (TDL) yang memicu kenaikan harga barang lain.
Sehari setelahnya, 5 Mei 1998, mahasiswa dari berbagai kota mengadakan aksi unjuk rasa guna memprotes kenaikan harga BBM dan tarif dasar listrik.
Kondisi demonstrasi semakin rusuh akibat tragedi Trisakti, hingga para demonstran melakukan aksi perusakan dan pembakaran di sebagian wilayah Jakarta.
Tujuan demonstrasi yang berawal dari aksi protes kemudian bertujuan menuntut Soeharto segera mengundurkan diri dari jabatan Presiden.
5. Kerusuhan
Protes masyarakat Indonesia terhadap pemerintahan Soeharto semakin rusuh sejak 13 Mei 1998.
Hingga 14 Mei 1998, pembakaran, perusakan, dan penjarahan toko mulai dilakukan kelompok massa.
Kerusuhan meluas hingga daerah Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan daerah di sekitarnya.
6. Kepercayaan Negara Asing Hilang
Sebelum terjadinya krisis moneter, Indonesia terbuka bagi investor asing yang ingin menanamkan modal di perusahaan dalam negeri.
Baca Juga: Kondisi Ekonomi dan Kebijakan Masa Kepemimpinan Presiden BJ Habibie hingga Joko Widodo, Materi IPS
Sayangnya, nilai tukar rupiah yang menurun dan tidak cocok dengan harga pasar membuat para investor tidak lagi percaya pada bisnis di Indonesia.
7. Jatuhnya Orde Baru
Dengan beragam tekanan, masalah, hingga demonstrasi yang tak kunjung usai, pemerintahan Soeharto dipaksa mundur.
Sejak 18 Mei 1998 pukul 09.00 WIB, sejumlah delegasi mahasiswa dari puluhan perguruan tinggi serta delegasi masyarakat mulai memasuki Gedung DPR.
Pukul 11.00 WIB, gelombang mahasiswa yang mendatangi Gedung DPR sudah mencapai ribuan.
Ribuan mahasiswa tersebut menuntut MPR untuk melakukan sidang istimewa guna mencabut mandat MPR terhadap Presiden Soeharto.
Pukul 15.20 WIB, Ketua DPR/MPR Harmoko mengumumkan hasil rapat yang meminta Presiden Soeharto secara arif dan bijaksana untuk mengundurkan diri.
Akhirnya, pada 21 Mei 1998 pukul 9.00 WIB, Presiden Soeharto berpidato mengumumkan berhenti dari jabatan Presiden.
----
Kuis! |
Apa saja penyebab runtuhnya orde baru? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Bertemu Karakter Favorit di Doraemon Jolly Town MARGOCITY, Apa Saja Keseruannya?
Source | : | kompas.id,Gramedia.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR