Selain itu, Amati Lelungan bertujuan agar alam menjadi terbebas dari gangguan hidup manusia yang sehari-hari merusak Bumi ini.
Hal ini juga merupakan bentuk permohonan maaf terhadap Bumi karena tanpa adanya alam, maka manusia tidak akan bisa hidup.
Amati Lelanguan merupakan larangan saat Hari Raya Nyepi selanjutnya. Sama seperti sebelumnya, lelanguan berasal dari Bahasa Bali.
Dalam bahasa Bali, kata lelanguan ini berasal dari kata 'langu', yang berarti hiburan atau rekreasi, teman-teman.
Artinya, Amati Lelanguan ini bermakna tidak mengadakan acara hiburan atau kegiatan bersenang-senang termasuk tidak makan dan minum.
Dalam Hari Raya Nyepi, pikiran umat akan dipusatkan untuk mengingat atau membayangkan keagungan Sang Hyang Widhi.
Sebagai informasi, Sang Hyang Widhi atau Acintya adalah sebutan bagi Tuhan yang maha Esa dalam agama Hindu Dharma masyarakat Bali.
Selain itu, hal ini juga bertujuan untuk introspeksi diri dengan mendengarkan suara alam tanpa kegiatan atau aktivitas manusia.
Catur Brata Panyepian ini harus dilaksanakan dengan tertib dengan tidak ada bunyi pengeras suara dan tidak menyalakan lampu malam hari.
Lalu, bagaimana jika ada anggota keluarga yang sakit saat Hari Raya Nyepi, Bo?
Bagi orang sakit atau membutuhkan layanan kesehatan dan hal-hal lain dengan alasan kemanusiaan adalah pengecualian.
Baca Juga: Besok, Umat Hindu Rayakan Nyepi, Cari Tahu 6 Fakta Menariknya, yuk!
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR