Bobo.id - Apakah teman-teman pernah terbayang kalau kakak atau adikmu disihir menjadi seekor angsa? Apa yang akan kamu lakukan jika hal ini terjadi?
Dongeng anak hari ini akan menceritakan tentang Pangeran Jati yang disihir menjadi angsa dan dikurung di danau oleh penyihir.
Saudara kembarnya, yaitu Putri Kenanga berusaha untuk menyelamatkan Pangeran Jati dan warga kerajaan lainnya.
Seperti apa kelanjutan kisahnya? Simak bersama-sama di sini, yuk!
Putri Kenanga dan Pangeran Jati
Cerita oleh: Dok. Majalah Bobo
Dahulu kala, di sebuah kerajaan, hiduplah dua anak kembar raja. Mereka adalah Putri Kenanga dan Pangeran Jati. Ayah ibu mereka telah meninggal ketika wabah melanda kerajaan itu dua tahun lalu. Salah satu dari kedua anak kembar itu, nantinya akan memerintah kerajaan itu pada saat berumur 21 tahun. Untuk sementara, Ki Sakti, penasihat kerajaan, menjadi wali mereka.
Tak lama setelah raja dan permaisurinya meninggal, muncullah seorang penyihir jahat di kerajaan itu. Namanya Ni Hejo. Ia mendirikan pondoknya di tepi hutan jati, di perbatasan kerajaan itu. Di dekat pondok Ni Hejo, terdapat sebuah danau besar.
Danau itu tadinya kosong. Namun makin lama, makin banyak angsa yang berenang di danau itu. Baik angsa besar maupun angsa kecil. Mereka tidak bisa terbang ataupun lari dari situ, karena danau itu sudah dikelilingi sihir Ni Hejo. Warga kerajaan mulai membicarakan Ni Hejo. Mereka resah, karena angsa-angsa itu ternyata adalah penduduk desa yang mencari kayu atau jamur sampai melewati batas hutan jati. Mereka ditangkap Ni Hejo dan disihir menjadi angsa.
“Kenanga, aku harus segera menangkap Ni Hejo. Penyihir itu sudah menangkap banyak warga desa kita. Kita tidak bisa menunda lagi,” kata Pangeran Jati pada suatu hari.
“Aku sudah meminta Ki Sakti menyelidiki Ni Hejo. Jangan lalukan apapun sebelum kita tahu kelemahan penyihir itu. Kita tunggu dulu hasil penyeidikan Ki Sakti,” saran Putri Kenanga.
Baca Juga: Dongeng Anak: Liam yang Beruntung #MendongenguntukCerdas
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR