“Suamiku, kucingmu yang cerewet itu mati. Sungguh sial!” gerutunya.
"Astaga, kenapa dia mati di taman kita. Kucing pembawa sial. Akan kusuruh pelayan melemparkan tubuhnya ke tepi hutan!” ujar Pippo.
Seketika itu juga, Gato berdiri dan mendelik memelototi Pippo. Betapa terkejutnya Pippo.
“Jadi, begini caramu membalas semua kebaikanku? Kau hanya pemuda miskin yang cuma punya sehelai baju. Tapi aku berhasil menipu Raja dan membuatmu jadi kaya. Sekarang, istrimu tahu kalau bukanlah bangsawan kaya. Dan aku tak mau menolongmu lagi!” marah Gato, lalu berlari pergi.
“Gatoo… jangan tinggalkan aku. Maafkan aku…” teriak Pippo sambil mengejar Gato. Namun Gato telah jauh, dan akhirnya tak terlihat lagi.
Putri raja segera meninggalkan Pippo setelah tahu kalau Pippo bukan bangsawan. Pippo pun bergegas pulang ke desanya karena takut ditangkap Raja. Ia kembali hidup seadanya bersama kakaknya yang baik hati. Pippo sadar, bahwa kebohongan tak akan pernah membuat manusia bahagia.
#MendongenguntukCerdas
Tonton video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
15 Dampak Positif Globalisasi bagi Kesenian Daerah, Materi Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR