Mereka lalu mengetuk rumah salah satu penduduki desa, dan minta ijin untuk menginap.
"Oh, mari, silakan menginap di rumah saya..." ujar pemilik rumah itu dengan ramah. Pemilik rumah itu bernama Pak Sanro. Ia mengantarkan mereka ke sebuah kamar. Takeshi langsung tertidur. Sementara Taro gelisah tidak bisa tidur.
Saat larut malam, Pak Sanro membuka pintu kamar tidur mereka dan duduk di sebelah perapian. Ia membersihkan abu di tempat perapian itu dan menaburkan benih padi. Tiba-tiba, dari benih itu keluar tunas, lalu tumbuh menjadi sebatang padi yang penuh dengan biji padi. Taro melihat semua itu dengan keheranan. "Ternyata Pak Sanro adalah penyihir," pikir Taro, sambil tetap pura-pura tidur.
Pak Sanro mengambil biji-biji padi itu, lalu membawanya keluar kamar. Diam-diam Taro menguntit dari belakang. Pak Sanro tampak menumbuk biji-biji padi itu menjadi beras. Lalu memasaknya menjadi mochi.
Keesokan paginya, Pak Sanro menghidangkan mochi itu untuk kedua tamunya.
"Ayo, dimakan," ujarnya ramah, lalu meninggalkan ruang makan.
Taro teringat kejadian semalam. Ia melihat mochi itu dengan curiga, dan tidak mau memakannya. Taro memberi isyarat, mengedipkan mata pada Takeshi, agar jangan memakan mochi itu. Namun Takeshi tidak memerhatikannya. Ia membuka mulutnya lebar-lebar dan langsung memakan mochi itu.
PLOP!
Dalam sekejap, Takeshi berubah menjadi seekor kuda. Taro segera bersembunyi.
Tak lama kemudian, Pak Sanro si pemilik rumah muncul.
"Aah, aku berhasil lagi!" serunya gembira. Pak Sanro lalu memasang kekang pada mulut kuda itu dan mengurungnya di kandang. Saat itu Taro segera melarikan diri.
Baca Juga: Cerita Misteri: Misteri Putri dengan Payung Geulis #MendongenguntukCerdas
Penglihatan Mulai Buram? Ini 3 Hal yang Bisa Jadi Penyebab Mata Minus pada Anak-Anak
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR