Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, hujan asam berasal dari pembakaran bahan bakar fosil.
Hasil pembakaran itu bisa berasal dari kendaraan bermotor, pabrik, industri, maupun pembangkit listrik.
Berbagai hasil pembakaran itu akan menimbulkan asap yang mengandung berbagai jenis zat.
Zat yang terkandung pada asap tersebut adalah karbon dioksida, sulfur dioksida, dan nitrogen oksida.
Ketiga zat hasil pembuangan itu akan naik ke atmosfer dan bereaksi dengan oksigen serta air.
Saat kandungan sulfur dioksida berinteraksi dengan oksigen, maka oksigen akan terikat dan berubah menjadi sulfur trioksida.
Sulfur trioksida inilah yang nantinya menyebabkan hujan asam sulfat terjadi, karena adanya interaksi dengan air.
Air hujan yang terkena sulfur trioksida akan tercemar dan dikenal dengan nama hujan asam sulfat.
Sedangkan nitrogen oksida yang naik ke atmosfer juga bereaksi dengan oksigen hingga berubah menjadi nitrogen dioksida.
Saat nitrogen dioksida berinteraksi dengan air hujan, maka akan muncul hujan asam nitrat dan asam nitrit.
Perpaduan antara asam sulfat, asam nitrat, dan asam nitrit ini akan turun ke Bumi dalam bentuk air hujan, salju, atau kabut.
Baca Juga: Mengenal Dampak Negatif dan Positif Modernisasi Transportasi Bagi Manusia
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR