Karena itu, muncullah bentol merah di kult yang juga mengiritasi ujung saraf dalam kulit, dan sebabkan rasa gatal.
Jadi, tidak mengherankan bila reaksi setiap orang atas gigitan nyamuk bisa berbeda-beda.
Ada beberapa orang yang tidak mengalami gatal hingga bengkak dari gigitan nyamuk.
Tapi ada juga yang bisa mengalami peradangan parah akibat serangan nyamuk.
Reaksi ini bisa berbeda-beda karena sesuai dengan kondisi tubuh dari setiap orang.
Setiap orang memiliki daya tahan tubuh dan sistem imun yang berbeda-beda.
Saat mendapat gigitan dari nyamuk, teman-teman baiknya tidak langsung menggaruknya, ya.
Garukan pada area gigitan nyamuk bisa memperburuk kondisi kulit atau rasa gatal yang dialami.
Bahkan garukan bisa menjadi penyebab peradangan muncul setelah digigit nyamuk.
Saat menggaruk, rasa gatal tidak akan hilang, tapi justru meningkatkan risiko infeksi bila bagian kulit ada yang rusak.
Infeksi yang muncul bisa membuat kita butuh waktu lebih lama untuk sembuh hingga meninggalkan bekas luka.
Baca Juga: 6 Cara Agar Tidak Mudah Digigit Nyamuk, Pilih Baju Terang hingga Atur Pernapasan
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR