Meski lebih tenang daripada letusan eksplosif, dampak yang dihasilkan letusan efusif juga dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.
Contoh gunung berapi yang mengalami letusan efusif yaitu Gunung Kilauea, Hawaii.
Letusan freatik terjadi ketika air yang terperangkap di dalam tanah mendidih dan melepaskan uap panas secara tiba-tiba.
Menurut MAGMA Indonesia, letusan bersifat freatik ini dapat menyebabkan penguapan air yang hampir seketika menjadi uap, menghasilkan ledakan uap, air, abu, batu, dan bom vulkanik.
Temperatur magma pada letusan freatik bisa mencapai 500°C hingga 1.170°C.
Contoh gunung berapi yang mengalami letusan freatik adalah Gunung Agung di Bali pada tahun 2017.
Letusan freatomagmatik terjadi ketika air yang terperangkap di dalam tanah bertemu dengan magma.
Dilansir dari volcanolive.com, letusan freatomagmatik menyebabkan sejumlah besar uap dan gas magmatik dipancarkan.
Adapun gunung api yang pernah mengalami letusan jenis ini yaitu Gunung Usu di Jepang, pada bulan April 2000.
Baca Juga: Apa Saja Ciri-Ciri dari Bioma? Ini Jawaban dan Penjelasan Lengkapnya
Artikel ini dibuat dengan bantuan AI dan diperiksa ulang oleh Redaksi Bobo.id.
----
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR