Pendinginan ini menyebabkan pemadatan awan saat turun ke lekukan gelombang gunung.
Kondisi ini menciptakan daerah dengan tekanan dan suhu yang tepat untuk awan lentikularis terbentuk di atas puncak gunung.
Awan ini juga sering memperlihatkan pola yang khas, seperti serangkaian cakram atau gelombang berulang yang terlihat indah di langit.
Karena bentuknya awan lentikularis yang cukup unik, banyak orang mengatakan bahwa awan ini memiliki bentuk yang mirip dengan UFO, lo.
Bentuk khas awan lentikularis inilah yang menjadikannya agak melengkung mengikuti lengkungan puncak gunung.
Sehingga awan ini terlihat seperti topi atau payung yang menaungi puncak gunung.
Tak hanya selapis saja, awan lentikularis ini juga bisa terbentuk berlapi-lapis juga tergantung pada kondisi cuaca, kelembapan, dan suhu di sekitar gunung.
Nah, itulah penjelasan terbentuknya topi awan, teman-teman.
Fenomena gunung bertopi ini sering terjadi saat puncak musim panas di Indonesia.
Hal ini pula yang menjadikan pemandangan gunung lebih menarik.
Oleh sebab itu, jika teman-teman ingin menyaksikan fenomena gunung bertopi bisa berwisata ke gunung saat puncak panas, ya.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Seputar Awan
4 Kebijakan Pemerintah dalam Mengatasi Krisis Ekonomi di Masa Demokrasi Parlementer
Source | : | Science,KOMPAS.com,Weather.com |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR