Aurora juga merupakan lengkungan lembaran cahaya yang berwarna-warni dan selalu bergerak, seperti sebuah gelombang di langit.
Pada zaman dulu atau sekitar abad keempat sebelum masehi, ilmuan Aristoteles memberi nama atmosfer dengan chasmata yang berarti letusan yang terjadi di langit.
Namun pada abad ke-17, penyebutan chasmata diganti oleh astronom dari Prancis, P. Gassendi menjadi aurora borealis atau cahaya utara.
Penamaan itu diberikan karena P. Gassendi saat itu mengira fenomena aurora hanya terjadi di Kutub Utara saja.
Tapi, tidak lama kemudian seorang penjelajah dari Inggris, James Cook menemukan adanya aurora di Kutub Selatan yang kemudian diberi nama aurora australis atau cahaya selatan.
Sejak saat itu penamaan fenomena alam itu disebut aurora borealis dan aurora australis sesuai dengan lokasi kemunculannya.
Meski memiliki nama yang berbeda, tapi aurora tersebut tetap punya banyak warna menarik saat muncul di langit.
Berikut akan dijelaskan penyebab warna aurora bisa berbeda-beda.
Kenapa Aurora Punya Banyak Warna?
Dikutip dari National Geographic, warna-warni yang dikeluarkan aurora ternyata berasal dari ketinggian serta jenis atom yang terlibat.
Karena itu, aurora bisa mengeluarkan warna hijau, kuning, biru, hingga merah yang terlihat cantik.
Baca Juga: Langka! Lintasan Cahaya Merah Terang Bersinar di Langit Skandinavia, Apa Itu?
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR