Dilansir dari Kompas.com, awan yang bentuknya mirip UFO ini umumnya terbentuk di sisi bawah angin atau sisi belakang lereng.
Dengan begitu, udara lembap yang naik ke sisi atas gunung atau bukit mengalami pendinginan dan pemadatan hingga menghasilkan awan.
Namun, di sisi yang berlawanan dengan angin, udara akan menurun dan menghangat sehingga terjadi penguapan, teman-teman.
Apakah Berbahaya?
Awan yang bentuknya seperti piring bertumpuk ini akan membuat decak kagum bagi siapa pun yang berhasil melihatnya.
Namun, ternyata awan ini sangat ditakuti dan dihindari oleh pilot atau mereka yang bergelut di bidang penerbangan, lo.
Yap, awan ini memang terlihat diam dan tidak bergerak. Namun, awan ini bisa menimbulkan angin kencang di sekitarnya.
Dilansir dari National Weather Service, jika ada pesawat yang mendekatinya, maka bisa menyebabkan turbulensi yang sangat parah.
Kondisi berbahaya ini juga berlaku bagi penerbangan di sisi belakang lereng gunung atau bukit karena ada gerakan ke bawah yang cukup kuat.
Efek serupa juga bisa terjadi bahkan saat awan belum sepenuhnya terbentuk alias masih berupa gerakan angin.
Tak seperti awan kumulonimbus yang bisa menghasilkan hujan lebat, awan jenis ini bisa jadi tidak menghasilkan hujan.
Baca Juga: Mengenal Circumhorizontal Arc, Fenomena di Awan yang Unik dan Menakjubkan
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR