Dahulu, masyarakat merebus beras yang dibungkus dengan daun agar lebih mudah dibawa saat perjalanan. Uniknya, ketupat zaman kerajaan Hindu-Buddha justru disebut dengan tumpeng.
Setelah ajaran Islam masuk, tumpeng perlahan mengalami modifikasi akibat adanya akulturasi budaya Asia Barat dan India dengan Nusantara.
Nama tumpeng pun perlahan berganti dengan kupat, yang memiliki makna ngaku lepat dari ajaran Islam di Jawa.
5. Sederhana Tapi Rumit Membuatnya
Meskipun ketupat terlihat sederhana, namun proses pembuatannya cukup rumit dan memerlukan waktu yang lama.
Untuk membuat ketupat, beras harus diambil kulitnya terlebih dahulu, kemudian beras harus dicuci dan direndam dalam air selama beberapa jam untuk memastikan butir beras menjadi lembut dan tidak pecah saat dimasak.
Setelah itu, butir beras yang sudah direndam akan dimasukkan ke dalam anyaman daun kelapa (janur) yang sudah dibentuk menjadi kotak.
Proses menganyam daun kelapa ini memerlukan keterampilan dan ketelitian yang tinggi karena harus dilakukan dengan benar agar ketupat terbentuk dengan sempurna.
Setelah anyaman daun kelapa diisi dengan beras, ketupat harus direbus dalam air selama beberapa jam hingga matang.
Proses perebusan juga memerlukan ketelitian dalam mengatur waktu dan suhu agar ketupat tidak hancur atau terlalu keras.
Nah, itulah fakta seru seputar Lebaran Ketupat. Apakah di daerah kalian terdapat tradisi Lebaran Ketupat ini?
Baca Juga: Makanan Khas Lebaran di Indonesia, Dari Mana Asal Ketupat Sebenarnya?
Source | : | CNN,KOMPAS.com |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR