Bobo.id - Di Indonesia, banyak sekali tradisi unik perayaan Idulfitri dan setelah Idulfitri, salah satunya adalah tradisi unik Lebaran Ketupat yang dilakukan setelah perayaan Idulfitri.
Lebaran Ketupat diperingati dengan memasak ketupat dan olahan beras ketan yang dibungkus dengan janur. Kemudian, sesuai tradisi masyarakat, ketupat akan dibagi-bagikan ke tetangga dan saudara dekat.
Tradisi Lebaran tidak termasuk dalam ajaran agama, tapi berupa bagian dari tradisi yang memiliki makna tersendiri yang merupakan bentuk kebudayaan dari masa lalu. Yuk, kita ketahui beberapa fakta seru tradisi Lebaran Ketupat berikut ini:
5 Fakta Seru Tradisi Lebaran Ketupat
1. Sudah Ada Sejak Sunan Kalijaga
Rupanya, sejarah Lebaran Ketupat ini berawal dari Sunan Kalijaga yang pertama kali memperkenalkan kepada masyarakat Jawa. Sunan Kalijaga adalah salah satu tokoh penyebar agama Islam di Indonesia pada abad ke-15.
Sunan Kalijaga menyadari bahwa masyarakat Jawa memiliki budaya dan kepercayaan yang kuat, sehingga ia memilih untuk menyampaikan ajaran Islam dengan cara yang tidak bertentangan dengan budaya dan kepercayaan tersebut.
Dalam hal ini, Sunan Kalijaga menggunakan bahasa dan simbol-simbol yang akrab bagi masyarakat Jawa, serta mengajarkan Islam dengan cara yang lebih santun dan sopan.
Salah satu cara yang dilakukan Sunan Kalijaga untuk menyebarkan agama Islam adalah dengan menggunakan seni dan budaya Jawa.
Sunan Kalijaga memperkenalkan seni dan budaya Islam yang sejalan dengan budaya Jawa, seperti tari-tarian, musik, dan sastra.
Selain itu, Sunan Kalijaga juga menggunakan tata cara dan tradisi adat Jawa dalam ibadah Islam, seperti upacara slametan dan syukuran, yang disesuaikan dengan ajaran Islam.
Baca Juga: Mengapa Opor Ayam Selalu Dihidangkan dengan Ketupat saat Lebaran? Ini Faktanya
2. Dirayakan Satu Minggu Setelah Idulfitri
Sejak dulu, Lebaran Ketupat umumnya dirayakan pada satu minggu setelah Idulfitri, yakni pada 8 Syawal setelah melaksanakan puasa Syawal.
Selain itu, ada faktor sejarah yang menyebabkan Lebaran Ketupat dirayakan satu minggu setelah Idul Fitri di Indonesia.
Sebab, pada masa lalu, proses distribusi ketupat ke seluruh pelosok desa di Indonesia membutuhkan waktu yang cukup lama dan sulit dilakukan pada waktu Idulfitri yang hanya berlangsung selama 1-3 hari.
Oleh karena itu, Lebaran Ketupat dirayakan satu minggu setelah Idul Fitri untuk memberikan waktu bagi ketupat untuk didistribusikan dan dipersiapkan sebelumnya.
Pada zaman sekarang, tradisi Lebaran Ketupat digunakan sebagai perayaan setelah melakukan puasa di bulan Syawal.
3. Makna Lebaran Ketupat
Tradisi Lebaran Ketupat atau Bakda Kupat merupakan simbolisasi ungkapan dari bahasa Jawa. Dalam bahasa Jawa, ketupat disebut dengan kupat yang merupakan akronim dari ngaku lepat (mengakui kesalahan).
Ini adalah makna simbolis yang dikenalkan oleh Sunan Kalijaga dalam menyebarkan ajaran Islam di Jawa.
4. Ketupat Sudah Ada Sebelum Penyebaran Islam di Nusantara
Meskipun identik dengan makanan khas Idulfitri, ketupat ternyata sudah ada di Nusantara sejak zaman kejayaan Hindu-Buddha, lo.
Baca Juga: 5 Makanan Khas Nusantara yang Cocok dengan Ketupat, ada Coto Makassar hingga Kupat Sayur
Dahulu, masyarakat merebus beras yang dibungkus dengan daun agar lebih mudah dibawa saat perjalanan. Uniknya, ketupat zaman kerajaan Hindu-Buddha justru disebut dengan tumpeng.
Setelah ajaran Islam masuk, tumpeng perlahan mengalami modifikasi akibat adanya akulturasi budaya Asia Barat dan India dengan Nusantara.
Nama tumpeng pun perlahan berganti dengan kupat, yang memiliki makna ngaku lepat dari ajaran Islam di Jawa.
5. Sederhana Tapi Rumit Membuatnya
Meskipun ketupat terlihat sederhana, namun proses pembuatannya cukup rumit dan memerlukan waktu yang lama.
Untuk membuat ketupat, beras harus diambil kulitnya terlebih dahulu, kemudian beras harus dicuci dan direndam dalam air selama beberapa jam untuk memastikan butir beras menjadi lembut dan tidak pecah saat dimasak.
Setelah itu, butir beras yang sudah direndam akan dimasukkan ke dalam anyaman daun kelapa (janur) yang sudah dibentuk menjadi kotak.
Proses menganyam daun kelapa ini memerlukan keterampilan dan ketelitian yang tinggi karena harus dilakukan dengan benar agar ketupat terbentuk dengan sempurna.
Setelah anyaman daun kelapa diisi dengan beras, ketupat harus direbus dalam air selama beberapa jam hingga matang.
Proses perebusan juga memerlukan ketelitian dalam mengatur waktu dan suhu agar ketupat tidak hancur atau terlalu keras.
Nah, itulah fakta seru seputar Lebaran Ketupat. Apakah di daerah kalian terdapat tradisi Lebaran Ketupat ini?
Baca Juga: Makanan Khas Lebaran di Indonesia, Dari Mana Asal Ketupat Sebenarnya?
----
Kuis! |
Siapa Sunan Kalijaga? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | CNN,KOMPAS.com |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR