Sejak usia muda, Ki Hajar Dewantara adalah pribadi yang suka belajar hal-hal di sekitarnya.
Ia tidak berhenti belajar meskipun di situasi yang sulit, terutama saat ia diasingkan oleh pemerintah Belanda ke Bangka pada tahun 1913.
Selama masa pengasingan tersebut, Ki Hajar Dewantara tetap aktif berorganisasi dan mengambil studi akte Guru Eropa.
Berkat kemandirian dan tekad belajarnya ini, Ki Hajar Dewantara memperoleh prestasi Europeesche Akter.
Sikap seperti yang perlu kita tiru, teman-teman. Dengan rajin belajar dan tidak membatasi diri meskipun kondisi sulit, kita tetap bisa meraih cita-cita.
Ki Hajar Dewantara juga merupakan pribadi yang terbuka dengan beragam jenis perkembangan dan perubahan ke arah lebih baik.
Buktinya, pada saat ia belajar sampai ke Belanda, Ki Hajar Dewantara justru mulai semakin mengembangkan patriotisme dan cita-citanya untuk memajukan pendidikan Indonesia.
Oleh karena itu, setelah diasingkan di Belanda, Ki Hajar Dewantara menjadi pengajar di sekolah Adhidharma.
Setelah mengajar dalam waktu tiga tahun, Ki Hajar Dewantara memberanikan diri mendirikan sekolah Taman Siswa pada tahun 1922.
Taman Siswa kemudian berkembang pesat dan memiliki banyak cabang di Indonesia.
Hal seperti ini yang perlu diteladani dari Ki Hajar Dewantara. Ia membuka diri pada kemajuan untuk mengembangkan negaranya.
Artikel ini dibuat dengan bantuan AI dan diperiksa ulang oleh Redaksi Bobo.id.
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR