Bobo.id - Apa yang bisa kita teladani dari Ki Hajar Dewantara?
Pada peringatan Hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei ini, kita perlu meneladani sikap Ki Hajar Dewantara.
Ki Hajar Dewantara merupakan tokoh penting di balik ditetapkannya Hari Pendidikan Nasional.
Terbukti dari peringatan Hari Pendidikan Nasional ditetapkan sesuai dengan tanggal kelahiran Ki Hajar Dewantara.
Ki Hajar Dewantara bukan hanya pahlawan pendidikan, ia juga menciptakan semboyan yang telah menjadi karakter pendidikan Indonesia.
Dengan berbagai perjuangannya, Ki Hajar Dewantara juga diberi gelar Bapak Pendidikan Nasional, sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 305 tahun 1959.
Dikenal dengan nama kecil Raden Mas Soewardi Soeryaningrat, Ki Hajar Dewantara telah menunjukkan bakat dan keberaniannya dalam menyampaikan pendapat.
Hingga masa dewasanya, ia telah berhasil melakukan pengaruh yang besar bagi berjalannya pendidikan di sekitarnya.
Nah, kali ini Bobo akan mengajak teman-teman untuk mencari tahu apa yang bisa kita teladani dari Ki Hajar Dewantara? Yuk, simak!
Salah satu hal yang mendasari Ki Hajar Dewantara ingin memajukan pendidikan di Indonesia pada masa penjajahan karena ia memikirkan banyak orang.
Menurutnya, semua orang berhak untuk mendapatkan akses pendidikan, tanpa memandang latar belakang ekonomi dan sosial mereka.
Baca Juga: Sejarah Hari Pendidikan Nasional yang Diperingati Setiap Tanggal 2 Mei
Dalam pandangannya, pendidikan adalah hak yang harus dimiliki semua orang.
Dengan semangat perjuangan seperti ini, pendidikan di Indonesia terus diusahakan merata bagi semua penduduk.
Sikap seperti ini perlu kita teladani dalam kehidupan sehari-hari, karena menyadari hak orang lain membuat kita menahan diri dari tindakan yang tidak adil pada sesama.
Dengan memikirkan hak orang lain, kita bisa mengurangi risiko memperlakukan orang lain dengan tidak baik.
Ki Hajar Dewantara mencetuskan ide semboyan pendidikan untuk Indonesia, yang berbunyi "ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani".
Semboyan tersebut berarti di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, dan di belakang memberi dorongan.
Ketiga semboyan ini kemudian menjadi karakter pendidikan Indonesia, yang masih digunakan hingga saat ini.
Bahkan, semboyan tut wuri handayani telah menjadi logo Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Semboyan yang diciptakan oleh Ki Hajar Dewantara ini diambil dari bahasa Jawa, teman-teman.
Ini merupakan salah satu cara yang digunakan ia untuk menghargai bahasa daerah dan kebudayaan lokal.
Kita juga harus melestarikan bahasa daerah dan kebudayaan lokal dalam kehidupan sehari-hari, agar karakter dan budaya asli Indonesia tidak hilang ditelan globalisasi.
Baca Juga: 15 Ucapan Selamat Hari Pendidikan Nasional untuk Dibagikan di Media Sosial
Sejak usia muda, Ki Hajar Dewantara adalah pribadi yang suka belajar hal-hal di sekitarnya.
Ia tidak berhenti belajar meskipun di situasi yang sulit, terutama saat ia diasingkan oleh pemerintah Belanda ke Bangka pada tahun 1913.
Selama masa pengasingan tersebut, Ki Hajar Dewantara tetap aktif berorganisasi dan mengambil studi akte Guru Eropa.
Berkat kemandirian dan tekad belajarnya ini, Ki Hajar Dewantara memperoleh prestasi Europeesche Akter.
Sikap seperti yang perlu kita tiru, teman-teman. Dengan rajin belajar dan tidak membatasi diri meskipun kondisi sulit, kita tetap bisa meraih cita-cita.
Ki Hajar Dewantara juga merupakan pribadi yang terbuka dengan beragam jenis perkembangan dan perubahan ke arah lebih baik.
Buktinya, pada saat ia belajar sampai ke Belanda, Ki Hajar Dewantara justru mulai semakin mengembangkan patriotisme dan cita-citanya untuk memajukan pendidikan Indonesia.
Oleh karena itu, setelah diasingkan di Belanda, Ki Hajar Dewantara menjadi pengajar di sekolah Adhidharma.
Setelah mengajar dalam waktu tiga tahun, Ki Hajar Dewantara memberanikan diri mendirikan sekolah Taman Siswa pada tahun 1922.
Taman Siswa kemudian berkembang pesat dan memiliki banyak cabang di Indonesia.
Hal seperti ini yang perlu diteladani dari Ki Hajar Dewantara. Ia membuka diri pada kemajuan untuk mengembangkan negaranya.
Artikel ini dibuat dengan bantuan AI dan diperiksa ulang oleh Redaksi Bobo.id.
Baca Juga: Contoh Susunan Acara Peringatan Hari Pendidikan Nasional
----
Kuis! |
Siapa nama kecil Ki Hajar Dewantara? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR