STOVIA atau School tot Opleiding voor Inlandse Artsen yang merupakan sekolah dokter di Jakarta.
Namun, pada masa pertengahan studinya, beliau sakit dan tidak sempat menyelesaikan pendidikan tersebut, sehingga ia mulai menulis.
Pada awal kariernya, Ki Hajar Dewantara menulis artikel yang diterbitka di surat kabar berbahasa Belanda Midden Java mulai tahun 1911.
Setelah menemukan ketertarikan terhadap menulis, Ki Hajar Dewantara kemudian mencoba menjadi jurnalis.
Ia sudah pernah menulis untuk beragam surat kabar, seperti De Express, Sedyotomo (bahasa Jawa), Midden Java (bahasa Belanda).
Setelah menunjukkan kemampuannya di bidang jurnalistik, beliau sempat menjadi anggota redaksi di beberapa harian.
Adapun keterlibatan Ki Hajar Dewantara sebagai anggota redaksi misalnya di Kaum Muda, Utusan Hindia, dan Cahaya Timur.
Jika tidak ahli sebagai jurnalis, beliau tidak akan mendapatkan kesempatan bergabung di berbagai surat kabar.
Karena aktif dan dikenal sebagai jurnalis, Ki Hajar Dewantara bisa mengikuti organisasi penggerak yang berperan dalam perjuangan melawan Belanda.
Karya jurnalistik Ki Hajar Dewantara yang paling populer adalah artikelnya yang berjudul "Als Ik Eens Nederlander Was" (Seandainya Aku Seorang Belanda).
Baca Juga: Contoh Susunan Acara Peringatan Hari Pendidikan Nasional
Namun, karena tulisan berjudul "Als Ik Eens Nederlander Was" dianggap kritikan keras bagi Belanda, maka pemerintah Hindia Belanda mengasingkannya.
Terbit Hari Ini, Mengenal Dongeng Seru dari Nusantara di Majalah Bobo Edisi 35, yuk!
Source | : | Kompas.id |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR