Kabut bisa muncul di malam hari, ketika panas yang diserap oleh permukaan bumi pada siang hari dipancarkan ke udara.
Saat itulah, panas dipindahkan dari tanah ke udara, kemudian tetesan air terbentuk menjadi kabut yang disebut kabut radiasi.
Sedangkan kabut yang sering muncul di pegunungan dan lembah biasanya terbentuk saat musim dingin, dan kadang bisa membahayakan manusia.
Kabut Bukan Awan
Dilansir dari eartheclipse.com, kabut bukanlah awan karena komponen pembentuknya yang berbeda.
Kabut merupakan aerosol terlihat yang terdiri dari kristal es kecil atau tetesan air yang terbentuk di dekat permukaan bumi.
Kabut memang sering disebut awan yang stabil dengan kelembapan relatif 100%.
Namun, awan terbentuk dari uap yang berubah menjadi cair dan berbentuk partikel kecil yang mengalami kondensasi.
Sedangkan kabut terbentuk karena pendinginan udara tanah yang mengubah uap menjadi es atau air cair.
Awan berada di ketinggian 19 kilometer di atas laut, atau serendah 12 meter di atas tanah. Sedangkan kabut berada di permukaan tanah, tidak lebih tinggi dari 50 meter di atas tanah.
Awan bermanfaat untuk menciptakan curah hujan dan menyeimbangkan siklus air, sedangkan kabut tidak memiliki peran yang penting untuk kehidupan.
Baca Juga: Apakah Terjadinya Erupsi Gunung Api Bisa Menular ke Gunung Api Lain?
Source | : | national geographic |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR