Tokohnya seperti Sutan Sjahrir, Achmad Subarjo, Sukarni, A. Maramis, Wikana, Chairul Saleh, dan Amir Syarifuddin.
Para tokoh itu terus memantau Perang Pasifik melalui radio bawah tanah karena Jepang melarang pesawat komunikasi.
Kelompok bawah tanah inilah yang sering disebut golongan radikal karena mereka tidak mengenal kompromi dengan Jepang.
Selain itu, ada berbagai perlawanan bersenjata yang dilakukan oleh bangsa Indonesia pada masa pendudukan Jepang.
Mulai dari perlawanan rakyat Aceh, perlawanan Singaparna, perlawanan Indramayu, hingga perlawanan PETA.
Perlawanan Rakyat Aceh ini dilakukan oleh Tengku Abdul Djalil, seorang ulama di Cot Plieng Aceh, menentang peraturan Jepang.
Perlawanan Singaparna dipelopori oleh K.H. Zainal Mustofa, yang menentang seikeri yakni penghormatan pada Kaisar Jepang.
Pada bulan Juli 1944, rakyat Lohbener dan Sindang di Indramayu melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Jepang.
Para petani dipimpin H. Madrian menolak pungutan padi yang tinggi. Sayangnya, perlawanan itu berhasil dipadamkan Jepang.
Perlawanan PETA merupakan perlawanan terbesar yang dilakukan oleh rakyat Indonesia pada masa penjajahan pemerintahan Jepang.
Baca Juga: Cara Jepang Menarik Rakyat Indonesia untuk Bergabung dalam Romusha
Sayangnya, pada 14 Februari 1945, perlawanan ini berhasil dipadamkan Jepang karena persiapan kurang matang.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR