Usaha Belanda untuk masuk ke berbagai wilayah lain pun selalu mendapat perlawanan dari Kaum Padri.
Di bawah pimpinan Tuanku Nan Renceh, Kaum Padri melakukan serangan pada Belanda hingga membuat para penjajah kembali ke Batusangkar.
Bahkan Belanda menambah pasukannya untuk melakukan sarangan pada Kaum Padri.
Setelah berbagai serangan dan kedua belah pihak kewalahan, terjadilah gencatan senjata yang disepakati Belanda dan Kaum Padri pada 15 November 1825.
Selema masa gencatan senjata, Kaum Padri di bawah pimpinan Tuanku Imam Bonjol mencoba membangkitkan kekuatan.
Ia juga mencoba menjalin hubungan dengan Kaum Adat untuk menyerang Belanda.
Akhirnya pada tanggal 11 Januari 1833, Kaum Padri dan Kaum Adat telah resmi bersatu dan melakukan penyerangan pada beberapa kubu pertahanan Belanda.
Mengetahui mendapat serangan dari Kaum Padri dan Kaum Adat, Belanda mengeluarkan pelakat panjang yang berisi pernyataan bahwa kedatangannya hanya untuk berdagang.
Namun lama-kelamaan Belanda mulai menyusup dan melakukan serangan pada benteng pertahanan Tuanku Imam Bonjol.
Tidak hanya itu, Belanda juga berhasil menipu Tuanku Imam Bonjol hingga akhirnya ditangkap.
Setelah ditangkapnya Tuanku Imam Bonjol, Perang Padri tetap terjadi hingga beberapa benteng pertahanan jatuh ke tangan Belanda.
Baca Juga: Melengkapi Tabel Peran Tokoh dalam Perlawanan Hindia Belanda, Materi IPS
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR