Bobo.id - Pada masa penjajahan Belanda, banyak tokoh di berbagai daerah yang melakukan perlawanan hingga terjadi perang.
Salah satu perang yang terkenal adalah Perang Padri yang terjadi di Sumatra Barat.
Peristiwa sejarah ini melibatkan tokoh pahlawan terkenal yaitu Tuanku Imam Bonjol.
Kali ini, kita akan mengenali tentang peristiwa sejarah Perang Padri yang cukup terkenal.
Pada pembahasan ini, teman-teman akan mengenal tentang latar belakang terjadinya Perang Padri.
Selain itu, akan dikenalkan juga beberapa tokoh penting yang terlibat dalam peperangan tersebut.
Sebelum mempelajari latar belakang dari Perang Padri, mari kenali beberapa tokoh penting dalam peristiwa tersebut.
Tuanku Imam Bonjol adalah tokoh terkenal dan menjadi tokoh utama dalam Perang Padri.
Sosok Tuanku Imam Bonjol adalah ulama besar yang menjadi pemimpin dari gerakan Perang Padri.
Pada peperangan, Tuanku Imam Bonjol menjadi panglima perang menggantikan Tuanku Nan Raceh yang wafat.
Tokoh lain yang terlibat dalam peperangan tersebut adalah Tuanku Pasaman.
Baca Juga: Mengenal Perang Saudara di Majapahit, Penyebab hingga Dampak yang Ditimbulkan
Ia merupakan salah satu dari Harimau Selapan yang memimpin gerakan Padri.
Sosok Tuanku Pasaman bertanggung jawab pada serbuan pasukan ke istana Pagarruyung.
Serangan ini menjadi awal dari konflik Padri sebelum terlibatnya Belanda.
Tuanku Nan Renceh merupakan ulama besar yang menjadi pemimpin gerakan sekaligus panglima perang pada Perang Padri.
Ia juga berjasa dalam menyebarkan ide gerakan Padri kepada para pembesar Minangkabau.
Setelah mengenal tiga tokoh penting tersebut, mari kita simak latar belakang dari munculnya Perang Padri.
Pada awalnya, Perang Padri muncul karena adanya perbedaan prinsip ajaran agama antara Kaum Padri dan Kaum Adat.
Pada saat itu Kaum Padri mencoba untuk mengubah kebiasaan buruk dari Kaum Adat.
Sebelum terjadi pertentangan, sudah ada perundingan yang terjadi antara Kaum Padri dan Kaum Adat.
Namun, perundingan tidak menemukan kesepakatan antara keduanya.
Bahkan Kaum Adat yang berjanji meninggalkan kebiasaan buruk justru mengingkarinya dan membuat Kaum Padri marah.
Baca Juga: 5 Penyebab Runtuhnya Kerajaan Majapahit, dari Perang hingga Meninggalnya Tokoh Penting
Karena itu, Perang Padri terjadi sebagai perang saudara antara Suku Minang dan Suku Mandailing.
Pada tahun 1803, Perang Padri pun terjadi dengan puncaknya pada tahun 1815.
Puncak perang saudara ini terjadi dengan serangan yang dipimpin oleh Tuanku Pasaman yang memaksa masuk Kerajaan Pagaruyung hingga membuat Sultan Arifin Muningsyah melarikan diri.
Pada perang saudara itu, Kaum Padri dipimpin oleh beberapa tokoh, yaitu Tuanku Nan Renceh, Tuanku Pasaman, Tuanku Rao, Tuanku Tambusai, Tuanku Lintau, Tuanku Mansiangan, Tuanku Pandai Sikek, dan Tuanku Barumun.
Delapan tokoh itu lebih dikenal dengan sebutan Harimau nan Salapan.
Lalu di mana sosok penjajah Belanda pada perang ini? Ternyata Belanda memang tidak terlibat sedari awal perang dimulai.
Namun, pada tahun 1821, Kaum Adat yang terdesak akhirnya meminta bantuan pada Pemerintahan Belanda saat itu.
Akhirnya pada tanggal 4 Maret 1822, pasukan Belanda di bawah pimpinan Letnan Kolonel Raaf melakukan sarangan pada Kaum Padri yang menduduki Pagaruyung.
Bahkan Belanda juga membangun benteng pertahanan di Batusangkar yang diberi nama Fort Van der Capellen.
Kaum Padri yang mendapat serangan dari Belanda pun mundur ke Lintau dan mulai menyusun rencana baru untuk melakukan serangan balik.
Pada tanggal 10 Juni 1822, pasukan Belanda mulai masuk ke beberapa wilayah lain hingga di Tanjung Alam.
Baca Juga: 5 Organisasi Semimiliter Bentukan Jepang, Ada Sainendan hingga Suishintai
Usaha Belanda untuk masuk ke berbagai wilayah lain pun selalu mendapat perlawanan dari Kaum Padri.
Di bawah pimpinan Tuanku Nan Renceh, Kaum Padri melakukan serangan pada Belanda hingga membuat para penjajah kembali ke Batusangkar.
Bahkan Belanda menambah pasukannya untuk melakukan sarangan pada Kaum Padri.
Setelah berbagai serangan dan kedua belah pihak kewalahan, terjadilah gencatan senjata yang disepakati Belanda dan Kaum Padri pada 15 November 1825.
Selema masa gencatan senjata, Kaum Padri di bawah pimpinan Tuanku Imam Bonjol mencoba membangkitkan kekuatan.
Ia juga mencoba menjalin hubungan dengan Kaum Adat untuk menyerang Belanda.
Akhirnya pada tanggal 11 Januari 1833, Kaum Padri dan Kaum Adat telah resmi bersatu dan melakukan penyerangan pada beberapa kubu pertahanan Belanda.
Mengetahui mendapat serangan dari Kaum Padri dan Kaum Adat, Belanda mengeluarkan pelakat panjang yang berisi pernyataan bahwa kedatangannya hanya untuk berdagang.
Namun lama-kelamaan Belanda mulai menyusup dan melakukan serangan pada benteng pertahanan Tuanku Imam Bonjol.
Tidak hanya itu, Belanda juga berhasil menipu Tuanku Imam Bonjol hingga akhirnya ditangkap.
Setelah ditangkapnya Tuanku Imam Bonjol, Perang Padri tetap terjadi hingga beberapa benteng pertahanan jatuh ke tangan Belanda.
Baca Juga: Melengkapi Tabel Peran Tokoh dalam Perlawanan Hindia Belanda, Materi IPS
Perang Padri dianggap selesai dengan kemenangan ada di pihak Belanda.
Nah, itu penjelasan latar belakang hingga kronologi singkat tentang Perang Padri yang terjadi dalam waktu yang sangat lama.
----
Kuis! |
Apa perang Tuanku Imam Bonjol dalam Perang Padri? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR