Sementara itu, bagian Bulan yang gelap saat fase Bulan sabit sedang mengalami malam hari karena tidak tersinari Matahari.
Untuk memudahkannya, fenomena ini mirip dengan terjadinya siang dan malam yang terjadi di Bumi kita.
Sederhananya, earthshine atau cahaya redup di bagian bulan sabit gelap adalah cahaya Bumi yang dipantulkan dari Matahari.
Dilansir dari Almanac, earthshine terjadi karena 38 persen sinar Matahari yang mengenai Bumi memantul kembali ke angkasa.
Sekitar 10 persen dari cahaya itu memantul dari permukaan bulan untuk menciptakan earthshine di sisi gelap Bulan.
Ketika bulan sabit yang muncul sangat tipis, maka ia akan menampilkan earthshine paling terang.
Hal ini merupakan timbal balik fase Bumi dan Bulan: saat Bulan tampak tertipis dari Bumi, Bumi akan terlihat penuh dari Bulan.
Sebaliknya, Bumi akan tampak gelap jika dilihat dari Bulan ketika kita melihat bulan Purnama dari Bumi.
Porsi Bulan sabit yang disinari oleh earthshine adalah bagian dari bola yang lebih kecil dari bulan sabit yang diterangi Matahari.
Fatamorgana ini disebabkan karena respons mata kita terhadap tingkat cahaya yang berbeda, teman-teman.
Jika Matahari tiba-tiba menjadi gelap, Bulan sabit akan menghilang, tetapi earthshine terus menyinari Bulan secara redup.
Baca Juga: Jangan Lewatkan, Saturnus Akan Bersinar Tepat di Atas Bulan Sabit Akhir Pekan Ini
Source | : | almanac.com,EarthSky |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR