Dalam kasus microburst, ada dua tipe utama yang dikenal. Ada wet microburst dan juga dry microburst.
Wet microburst terjadi ketika udara turun yang terkandung dalam microburst masih memiliki kadar air yang tinggi.
Fenomena wet microburst sering terjadi di daerah yang lembap, seperti di Amerika Serikat bagian tenggara.
Sementara dry microburst terjadi ketika udara yang turun sudah sangat kering. Keduanya memiliki karakteristik yang berbeda.
Microburst terjadi karena adanya perbedaan suhu yang signifikan antara udara di lapisan atas dan bawah atmosfer.
Ketika hujan turun dari awan, hal itu menyebabkan pendinginan di dalam awan itu sendiri, teman-teman.
Proses pendiginan ini menghasilkan angin dingin yang turun ke tanah, membentuk kolom udara dan meluas.
Secara sederhana, fenomena ini serupa ketika kamu mencoba menjatuhkan balon berisi air ke tanah.
Di lokasi fenomena microburst pertama kal menyentuh tanah, maka lokasi itu akan mengalami angin kencang.
Dalam kasus wet microburst, hujan akan turun dalam jumlah besar dan menyebabkan pendinginan yang signifikan.
Air hujan menguap saat turun melalui udara yang kering di lapisan bawah dan menghasilkan pendinginan lebih lanjut.
Baca Juga: Berputar Cepat, Bagaimana Proses Terbentuknya Fenomena Alam Angin Puting Beliung?
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR