Bobo.id - Pada materi Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas 8 SMP, kita diajak membedakan kehidupan masyarakat pada masa penjajahan.
Seperti kita tahu, ada dua bangsa yang terkenal menjajah Indonesia dengan menerapkan berbagai kebijakan.
Dilansir dari Kompas.com, ada Belanda yang menjajah Indonesia sekitar 33 tahun dan Jepang yang menjajah selama 3,5 tahun.
Ketika masa pendudukan Belanda maupun Jepang, keduanya sama-sama membuat berbagai kebijakan bagi masyarakat Indonesia.
Kebijakan Belanda, seperti monopoli perdagangan, kerja paksa, sistem sewa tanah, ekonomi liberal, hingga adanya politik etis.
Kebijakan Jepang, seperti melarang semua kegiatan politik, melancarkan simpati lewat pendidikan, hingga menarik simpati organisasi Islam.
Nah, berbagai kebijakan ini memberikan pengaruh yang berbeda pada kehidupan masyarakat di berbagai bidang. Simak, yuk!
Saat penjajahan Belanda atau kolonial, sebagian besar masyarakat Indonesia bekerja sebagai petani, teman-teman.
Hal ini karena banyak kebijakan Belanda yang mengharuskan masyarakat Indonesia untuk menanam rempah-rempah yang dibutuhkan.
Jika tidak bekerja sebagai petani, maka bisa dipastikan bahwa orang itu bekerja sebagai pedagang dan pegawai pemerintahan.
Sementara itu, pada masa pendudukan Jepang, sektor pekerjaan penduduk Indonesia justru makin terbatas.
Baca Juga: 5 Bentuk Penjajahan yang Terjadi di Indonesia Masa Sekarang, Materi IPS
Hanya ada dua sektor pekerjaan yang digeluti oleh masyarakat Indonesia, yakni petani dan romusha. Apa itu, Bo?
Romusha adalah kelompok penduduk pribumi yang dibentuk oleh penjajah Jepang dan dijadikan sebagai buruh kasar.
Romusha juga bisa diartikan sebagai pekerjaan sukarela sehingga banyak dilakukan oleh pengangguran yang sedang mencari pekerjaan.
Sektor pendidikan juga menjadi perbedaan yang mencolok pada masa penjajahan Belanda dan masa pendudukan Jepang, lo.
Saat penjajahan Belanda, sekolah dibagi menjadi tiga jenis. Mulai dari pendidikan rendah, menengah, dan juga tinggi.
Meski begitu, tidak semua orang bisa bersekolah atau mengikuti pembelajaran di sekolah pada masa penjajahan Belanda.
Pendidikan pada masa Belanda ini lebih ditekankan pada keturunan Belanda, kalangan bangsawan, dan kalangan priyayi.
Sementara itu, saat masa pendudukan Jepang, sekolah juga dibagi menjadi tiga jenis dengan rincian sebagai berikut:
- Sekolah Rakyat (6 tahun)
- Sekolah Menengah (3 tahun)
- Sekolah Menengah Tinggi (3 tahun).
Baca Juga: Apa Peristiwa yang Mengawali Masa Penjajahan Jepang di Indonesia? Materi IPS
Selain itu, pendidikan di masa pendudukan Jepang diketahui lebih ditekankan untuk belajar di luar kelas karena latihan militer.
Di sekolah, bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi. Sementara itu, bahasa Jepang menjadi mata pelajaran wajib, lo.
Jepang juga menyebarkan semangat Hakko I Chi U, yakni pendidikan masyarakat lebih diarahkan pada kebudayaan Jepang.
Hal ini diwujudkan dengan anak-anak sekolah harus menyanyikan Kimigayo dan harus menghormati bendera Hinomaru.
Selain sektor pekerjaan dan sektor pendidikan, tingkatan kehidupan masyarakat di sektor sosial pun mengalami perubahan.
Pada masa kolonial, terdapat tingkatan kelas masyarakat Indonesia dari atas ke bawah. Berikut ini rinciannya:
- Masyarakat Belanda
- Bangsawan Indonesia dan birokrat pemerintah
- Petani, buruh, kuli kontrak.
Sementara pada pendudukan Jepang, kedudukan pegawai tinggi sudah dapat dijabar oleh orang atau masyarakat Indonesia.
Nah, itulah perbedaan kehidupan masyarakat pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Semoga bisa bermanfaat, ya.
Baca Juga: Bagaimanakah Sikap Kaum Pergerakan terhadap Penjajahan yang Dilakukan Jepang?
(Sumber Foto: Wikimedia Commons/Joseph Mulder)
----
Kuis! |
Apa saja kebijakan Belanda yang dilakukan di Indonesia? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR