Bobo.id - Tak terasa, beberapa hari lagi, teman-teman kita yang beragama Buddha akan merayakan Hari Raya Waisak.
Untuk merayakan Hari Raya Waisak, setiap negara mempunyai ciri khasnya masing-masing. Bagaimana dengan Indonesia?
Di Indonesia, perayaan Hari Raya Waisak umumnya disertai kegiatan pelepasan ratusan bahkan ribuan lampion ke langit.
Acara pelepasan lampion ini rutin diadakan di Candi Borobudur, Jawa Tengah. Tahun ini dijadwalkan pada tanggal 4 Juni.
Tak hanya teman-teman beragama Buddha, masyarakat umum bisa ikut menerbangkan lampion dengan membayar tiket.
Banyaknya lampion menyala yang diterbangkan menciptakan pemandangan tersendiri di tengah gelapnya langit malam.
Hmm, lalu kira-kira mengapa Hari Raya Waisak selalu identik dengan penerbangan lampion, ya? Cari tahu bersama, yuk!
Penerbangan Lampion Saat Waisak
Tak sekadar membuat langit malam jadi indah, ternyata penerbangan lampion ini memiliki makna yang dalam, lo.
Bagi umat Buddha, api diartikan sebagai semangat dalam diri manusia dalam menjalani kehidupan dan mengharapkan petunjuk.
Oleh karena itu, api menjadi unsur yang sangat penting dalam perayaan Waisak dan ada juga dalam setiap lampion.
Baca Juga: Hari Raya Waisak 2566 BE, Inilah Ragam Tradisi Perayaan Waisak di Nusantara
Selain itu, lampion yang dilepaskan ke udara ternyata juga memiliki arti yang sangat penting. Memangnya apa Bo arti pentingnya?
Pelepasan lampion menjadi simbol yang sakral untuk melepaskan hal-hal yang bersifat negatif di dalam diri setiap umat Budha.
Setiap lampion yang diterbangkan saat perayaan Waisak juga berisikan doa dan harapan bagi setiap umat Buddha.
Itulah mengapa sebelum diterbangkan, masyarakat umat Buddha bisa menuliskan dan harapannya di lampion yang akan dilepaskan.
Ketika lampion itu diterbangkan, harapannya doa-doa yang dipanjatkan menjadi cepat terkabul dan terwujud karena dekat dengan langit.
Kegiatan festival lampion dengan menerbangkannya ke langit malam ini terbagi menjadi beberapa acara, yakni:
- Menulis doa di kertas yang disediakan panitia
- Prosesi doa bersama
- Penerbangan lampion secara bersama.
Kegiatan penerbangan yang dilakukan di Candi Borobudur ini dilakukan secara beregu. Yap, satu lampion untuk beberapa orang.
Lampion yang digunakan terbuat dari tisu. Oleh karena itu, lampion yang diterbangkan akan hancur menjadi abu setelah terbakar habis.
Baca Juga: Selamat Hari Raya Waisak! Simak Tradisi Perayaan Waisak di 10 Negara Ini
Sebagai informasi, kegiatan pelepasan lampion ini menjadi acara puncak dari rangkaian perayaan Tri Suci Waisak. Apa itu?
Ini adalah peristiwa suci yang terjadi pada Buddha Gautama, yakni kelahiran, pencerahan sempurna, dan kemangkatan.
Dipusatkan di Candi Borobudur
Sudah beberapa tahun ini, perayaan Waisak dipusatkan di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Ternyata hal ini karena Candi Borobudur memang dianggap sebagai tempat yang sakral bagi seluruh umat Buddha.
Candi Borobudur adalah tempat yang patut diberikan puja umat Budha karena diyakini menyimpan relik rambut Buddha.
Tahun 1937, Hari Raya Waisak mulai dilaksanakan di Candi Borobudur dan hanya diikuti oleh umat Buddha di sekitar candi.
Baru di tahun 1953, Hari Raya Waisak dirayakan secara nasional di Candi Borobudur. Ini dipelopori oleh Tee Boan An.
Saat itu, perayaan Waisak nasional pertama di Candi Borobudur ini dihadiri oleh duta-duta besar Asia Tenggara.
Sejak saat itulah, setiap tahunnya Waisak Nasional terus diselenggarakan di Candi Borobudur. Artinya, sudah sekitar 70 tahun!
Sementara itu, di hari Waisak, Candi Borobudur masih tetap bisa dikunjungi. Namun terbatas sampai pukul 14.00 WIB, teman-teman.
Baca Juga: Hari Raya Waisak 2565 BE, Inilah Ragam Tradisi Perayaan Waisak di Berbagai Negara
(Sumber Foto: Wikimedia Commons/Duduhsadarachmat)
----
Kuis! |
Apakah masyarakat bisa mengikuti pelepasan lampion? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
15 Dampak Positif Globalisasi bagi Kesenian Daerah, Materi Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR