Ketika cahaya Matahari memasuki awan dan melewati tetesan air di dalamnya, cahaya itu mengalami pembiasan dan interferensi.
Saat cahaya memasuki tetesan air, sudut pembiasan ini menyebabkan cahaya terpencar dan mengalami perubahan arah.
Kalau cahaya yang sudah mengalami pembiasan keluar dari tetesan air, cahaya ini akan bercampur dengan cahaya lainnya.
Percampuran inilah yang akan menciptakan pola-pola gelombang yang menghasilkan warna-warna pelangi.
Tahukah teman-teman? Ternyata pola warna pada awan pelangi tergantung pada ukuran dan bentuk tetesan air dalam awan, lo.
Tetesan air yang lebih kecil dan berbentuk bulat sempurna cenderung menghasilkan warna yang lebih cerah.
Sebaliknya, tetesan air yang lebih besar atau memiliki bentuk tidak sempurna akan menghasilkan warna yang lebih redup.
Awan pelangi ini sering kali terlihat pada awan tipis dan tinggi seperti awan cirrus atau awan altokumulus.
Ini terjadi karena awan-awan ini terdiri dari tetesan air yang sangat kecil dan tersebar di langit yang cerah.
Cahaya Matahari yang melewati awan-awan ini memungkinkan pembentukan pola warna pelangi yang menakjubkan.
Pemandangan awan pelangi menjadi semakin memukau ketika warnanya berganti-ganti saat kita bergerak.
Baca Juga: Ada Fenomena Alam Pelangi yang Bisa Muncul di Malam Hari, Kok Bisa?
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR