Baca Juga: 4 Upaya Agar Budaya Daerah Tidak Tergantikan dengan Budaya Luar Negeri, Cari Jawaban Kelas 5 SD
Dari situ dipilih hari pertama dalam seminggu yaitu Senin dengan hari pasaran legi sebagai nama kegiatan rutin di Sanggar Anak Alam ini.
Filosofi dari kegiatan ini adalah mengajak anak-anak untuk mengenal konsep pasar, kegiatan jual-beli, interaksi sosial antara penjual dan pembeli.
Tidak sampai di situ, siswa- siswi juga akan mempelajari berbagai tema menarik dari pasar senin legi.
Seperti yang disampaikan oleh Ibu Wahya dalam wawancara pada Kamis (15/6/2023) lalu.
"Kegiatan pasar senin legi ini akan dilaksanakan dengan tema tertentu, misalnya biji-bijian di dalamnya itu ada berbagai makanan sampai kerajinan. Ada juga pasar punya cerita yang di sana siswa-siswi kan membuat resep keluarga atau resep masakan yang dibuatnya sendiri," ujar Ibu Wahya dengan begitu bersemangat ketika diwawancarai.
Konsep belajar di Sanggar Anak Alam mendorong anak-anak untuk belajar dengan cara yang menyenangkan dan tidak terbebani.
Siswa-siswi di Sanggar Anak Alam Yogyakarta diberi kesempatan untuk belajar banyak hal, tanpa batas, sebagai anak-anak.
Belajar bisa dimulai dari hal-hal yang menarik untuk mereka.
Semua pembelajaran dirancang sistematis tapi merdeka, sehingga siswa-siswinya bisa memaksimalkan potensi yang ada dalam diri masing-masing.
Sangat menginspirasi dan membuka pandangan bahwa belajar bisa dari mana saja, bahkan dari hal-hal kecil di sekitar kita.
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Source | : | Wawancara Sri Wahyaningsih |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR