Sebaliknya, ia tetap di atas horizon sepanjang waktu, menciptakan efek Matahari tengah malam.
Fenomena ini disebut Midnattssol, yang merupakan fenomena alam ketika Matahari tetap di atas horizon sepanjang waktu selama beberapa periode tertentu di musim panas.
Pada saat fenomena ini terjadi, Matahari berada di dekat lingkaran kutub Bumi (Kutub Utara atau Kutub Selatan).
Midnattssol terjadi karena kemiringan sumbu Bumi yang mengakibatkan Matahari tidak sepenuhnya terbenam di bawah horizon pada waktu tertentu.
Dalam periode Midnattssol, Matahari terus bersinar meskipun saatnya seharusnya menjadi waktu malam.
Hal ini terjadi karena sudut kemiringan Bumi memungkinkan Matahari berada di atas horizon selama 24 jam sehari.
Midnattssol terjadi di daerah-daerah yang berada di atas lingkaran kutub Arktik (66,5 derajat lintang Utara) atau lingkaran kutub Antartika (66,5 derajat lintang Selatan).
Fenomena Midnattssol paling mencolok terjadi di Kutub Utara, di wilayah-wilayah seperti Norwegia, Swedia, Finlandia, Rusia, Alaska, dan Greenland.
Selain itu, Midnattssol juga dapat diamati di beberapa pulau di sekitar lingkaran kutub Arktik seperti Kepulauan Svalbard, Jan Mayen, dan Kepulauan Faroe.
Di daerah-daerah ini, periode Midnattssol berlangsung selama beberapa minggu hingga beberapa bulan.
Pada periode tersebut, matahari tetap terlihat di atas horizon sepanjang waktu, menciptakan kondisi siang terus-menerus.
Baca Juga: Fenomena Alam Gelombang Pasir di Gurun Disebabkan oleh Apa? Ini Faktanya
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR