Ketika atmosfer menekan partikel-partikel ini, panas yang dihasilkan akibat gesekan memanaskan partikel tersebut hingga mencapai suhu tinggi.
Inilah yang menyebabkan meteoroid terbakar dan menghasilkan cahaya yang terlihat sebagai meteor.
Fenomena itu bisa tejadi lebih dari satu meteor saja, tapi lebih banyak hingga terlihat seperti hujan.
Biasanya hujan meteor bisa diprediksi karena ada masa saat Bumi bergerak melewati jalur partikel-partikel yang tersebar di orbit komet atau asteroid tertentu.
Benda-benda itu akan masuk dengan mudah ke orbit Bumi dan tertarik masuk oleh gravitasi.
Salah satu contoh hujan meteor adalah Hujan Meteor Perseid yang terjadi setiap tahun di bulan Agustus.
Bumi juga pernah melintasi orbit komet Swift-Tuttle yang menghasilkan jumlah meteori sangat banyak di langit.
Setiap hujan meteor yang terjadi, diberikan nama yang berbeda berdasarkan titik tertentu di langit yang disebut radiant.
Salah satu contohnya Hujan Meteor Perseid karena radiantnya berada di dekat rasi bintang Perseus.
Bila teman-teman ingin melihat hujan meteor penting untuk memilih tempat yang tepat.
Tempat yang tepat adalah tempat dengan polusi cahaya yang minim, atau jauh dari cahaya perkotaan.
Baca Juga: Fenomena Alam yang Hanya Ada di Kutub, Matahari Bisa Terlihat Tengah Malam
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR