Bobo.id - Hampir setiap hari, kita diminta oleh orang tua untuk bangun pagi, apalagi kalau sedang sekolah.
Saat sedang bangun pagi, cobalah untuk langsung keluar rumah. Meskipun dingin, jangan ragu untuk menyempatkan, ya.
Ketika keluar atau membuka jendela kamar di pagi hari, maka tak jarang ada kabut yang menutupi area rumah.
Yap, kita menjadi lebih sulit untuk melihat benda-benda di luar rumah karena tertutup kabut dingin yang cukup tebal.
Jadi penasaran, nih, kira-kira dari mana asalnya kabut dan kenapa kabut bisa muncul, ya? Cari tahu bersama, yuk!
Kabut yang Muncul di Pagi Hari
Ternyata, kabut itu ada banyak macamnya. Ada kabut radiasi, kabut adveksi, kabut lembah, hingga kabut beku.
Ada juga kabut yang biasa muncul di pagi hari. Kabut itu disebut dengan kabut presipitasi, teman-teman.
Kabut sering terjadi di pagi hari karena pagi memang merupakan waktu yang paling dingin dalam sehari.
Dilansir dari National Geographic, kabut adalah awan yang menyentuh daratan. Artinya, kabut adalah kumpulan air yang mendingin.
Kadang-kadang, kabut yang muncul di pagi hari ini bisa tipis. Tapi bisa juga tebal sampai menghalangi jarak pandang.
Baca Juga: Fenomena Alam Blood Falls di Antartika, Ini 6 Fakta Menariknya
Bahkan, kabut tebal bisa menghalangi kita dari melihat benda yang besar seperti gunung, menara, atau jembatan, lo.
Bagaimana Kabut Bisa Terbentuk?
Seperti disebutkan sebelumnya, kabut ada banyak jenisnya. Kabut di pagi hari terbentuk melalui proses kondensasi.
Proses ini terjadi ketika udara jenuh dengan uap air dan suhu udara menurun sehingga uap air mengembun dan jadi tetesan air.
Yap, tepat sekali, agar bisa terbentuk kabut di pagi hari, maka udara harus mengandung banyak uap air.
Kelembapan ini dapat berasal dari sumber-sumber seperti evaporasi dari permukaan air, seperti sungai, danau, atau lautan.
Tak hanya itu, pendinginan udara juga merupakan faktor penting dalam pembentukan kabut di pagi hari.
Udara biasanya akan mendingin di malam hari karena radiasi panas dari Bumi ke langit jadi terbuka.
Selama pendinginan, suhu udara turun hingga di bawah titik embun, dari sinilah proses kondensasi bisa terjadi.
Uap air di udara mengembun pada partikel-partikel kecil dan membentuk tetesan air yang sangat kecil.
Tetesan ini kemudian berkumpul dan membentuk kabut yang terlihat sebagai lapisan awan rendah yang dekat permukaan tanah.
Baca Juga: Kabut Bukanlah Awan yang Turun, Ini Perbedaan Kabut dan Awan
Cuaca yang tenang dan angin yang lemah juga dapat mendukung pembentukan kabut yang lebih tebal.
Pembentukan kabut bisa bervariasi tergantung faktor-faktor seperti kelembapan udara, suhu, dan keadaan cuaca.
Pada pagi hari, suhunya lebih rendah setelah malam yang dingin. Kondisi ini ideal untuk pembentukan kabut.
Kabut Bisa Menghasilkan Embun
Kabut bisa menghasilkan embun. Ini karena proses terjadinya embun melibatkan kondensasi uap air dalam kabut.
Misalnya, ketika kabut berada di sekitar suatu objek, seperti rumput, daun, atau kaca yang suhu permukaannya lebih rendah.
Hal ini membuat uap air dalam kabut berubah menjadi tetesan air yang melekat pada permukaan itu. Inilah embun.
Embun ini biasanya terjadi di pagi hari ketika suhu udara turun dan mencapai titik embun tertentu, teman-teman.
Kabut yang terbentuk sepanjang malam atau di daerah dengan kelembapan tinggi bisa menyebabkan embun cukup tebal.
Jadi, kabut yang mengandung uap air bisa menghasilkan embun ketika bersentuhan dengan permukaan benda padat yang dingin.
Nah, itulah proses terbentuknya fenomena alam kabut di pagi hari yang dingin. Semoga bisa menjawab rasa penasaranmu, ya.
Baca Juga: Fenomena Alam di Pegunungan, Bagaimana Proses Terjadinya Kabut?
----
Kuis! |
Apa saja jenis-jenis kabut? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR