Bobo.id - Teman-teman, pernahkah kamu mengetahui tentang Palung Mariana?
Palung Mariana adalah palung laut terdalam di dunia, letaknya di Lautan Pasifik barat daya, sebelah timur Filipina.
Palung laut merupakan bentang alam di bawah laut, berupa jurang yang sangat dalam.
Dilansir dari National Geographic, Palung Mariana memiliki kedalaman yang mencapai 11.034 meter, teman-teman.
Dengan kedalaman yang tidak biasa ini, Palung Mariana disebut sebagai salah satu fenomena alam paling aneh yang pernah tercatat di Asia.
Nah, supaya teman-teman semakin mengenali keunikan Palung Mariana, mari simak fakta unik fenomena tersebut dari artikel ini.
Dalam ilmu geografi, sebenarnya terbentuknya palung laut dapat ditelusuri menggunakan ilmu pengetahuan.
Palung laut sebenarnya merupakan zona subduksi, yang terbentuk karena aktivitas dua lempeng yang ada di suatu wilayah.
Pada Palung Mariana khususnya, lempeng Pasifik menyelam di bawah lempeng Filipina.
Lempeng tektonik adalah bongkahan batu yang sangat besar dan memiliki ketebalan hingga 97 kilometer lebih.
Saat lempeng Pasifik tenggelam di bawah lempeng Filipina, terjadi gaya tarik gravitasi yang kuat dan tekanan besar.
Baca Juga: Mengenal Milky Sea, Fenomena Alam Langka saat Air Laut Jadi Bercahaya
Proses subduksi ini menyebabkan terbentuknya palung Mariana.
Permukaan laut mengalami pembengkokan tersebut, kemudian membentuk cekungan panjang yang disebut palung atau trench.
Kedalaman Palung Mariana juga menyebabkan tekanan di dalamnya mencapai 703 kilogram per meter persegi, lo, teman-teman.
Tekanan ini 1.000 kali lebih berat daripada tekanan yang dirasakan di laut biasa. Jika diibaratkan, tekanan Palung Mariana setara 50 jumbo jet ditumpuk.
Meskipun kondisi di Palung Mariana sangat ekstrem, penelitian telah mengungkapkan keberadaan kehidupan laut yang mengejutkan di palung ini.
Di titik terdalam lautan ini ternyata hidup ikan berwarna merah muda dengan tubuh berlendir, yang bentuk tubuhnya seperti kecebong besar.
Uniknya, populasi ikan ini dapat bertahan hidup dalam kegelapan total dan tekanan yang dahsyat.
Ikan-ikan tersebut diketahui merupakan predator puncak di kawasan yang dalam itu. Artinya, ada hewan-hewan lain yang mereka mangsa di sana.
Sekelompok peneliti dari Tiongkok mencoba memahami anatomi dan genetik ikan dari Palung Mariana tersebut, kemudian menerbitkannya di Nature Ecology & Evolution.
Ada beberapa keanehan yang ditemukan para peneliti, yakni ikan tersebut mempunyai celah di bagian tengkoraknya, yang membantu mereka menyeimbangkan tekanan internal dan eksternal.
Kedua, sebagian besar tulang yang menopang tubuh ikan tersebut termasuk tulang rawan, sehingga mereka dapat berenang secara fleksibel dan mampu menahan tekanan.
Baca Juga: Terlihat Gelap di Langit Malam, Bulan Alami Fase Bulan Baru, Apa Itu?
Di dalam Palung Mariana, juga terdapat mikroba yang bertahan hidup dengan bahan kimia seperti metana atau belerang.
Organisme yang paling umum ditemukan di dalam Palung Mariana yaitu amuba raksasa (xenophyophores), udang tak bercangkang (Amphipoda), dan teripang kerdil (holothurian).
Menurut penelitian yang baru diterbitkan pada tahun 2016, juga ada spesies ubur-ubur berukuran kecil dengan kepala bersinar di Palung Mariana.
Selain organisme hidup, ada juga zat polutan yang mencemari laut juga dapat mencapai titik terdalam ini, yaitu zat PBC (polychlorinated biphenyls).
PBC adalah zat kimia buatan manusia yang banyak digunakan dalam alat-alat listrik, tinta, cat, hingga lem.
Artikel ini dibuat dengan bantuan AI dan diperiksa ulang oleh Redaksi Bobo.id.
----
Kuis! |
Apa itu palung laut? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR