Sementara itu, kalender lunar itu adalah kalender yang berbeda. Perbedaan totalnya sekitar 11 hari, teman-teman.
Satu putaran kalender lunar sama dengan 12 putaran revolusi Bulan, yakni sekitar 354 hari lebih 10 jam 49 menit.
Nah, karena adanya perbedaan beberapa hari inilah, maka para astronom menggunakan siklus Metonik.
Dengan adanya siklus Metonik ini, maka akan ada 235 bulan Purnama selama 228 bulan kalender Matahari.
Ini artinya, nantinya akan ada total 7 bulan dalam waktu 19 tahun yang memiliki dua purnama di bulan yang sama.
Selain itu, fenomena supermoon dua kali dalam sebulan mungkin terjadi karena waktu orbit Bulan terhadap Bumi sekitar 29, 5 hari.
Asal Mula Istilah Supermoon
Tahukah teman-teman? Ternyata istilah supermoon ini baru diciptakan pada 44 tahun yang lalu tepatnya pada 1979.
Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan apa yang disebut sebagai bulan purnama perigean. Apa itu?
Bulan purnama perigean merupakan purnama yang terjadi di dekat atau pada saat Bulan berada di titik terdekat.
Istilah ini mengutamakan penyelarasan geometris Matahari-Bumi-Bulan yang memungkinkan terjadinya perigee.
Baca Juga: Ada Fenomena Supermoon di Awal Bulan Juli 2023, Catat Tanggalnya!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR