Daerah yang semula kaya akan air, bisa berubah jadi daerah tandus. Ini diperparah saat musim kemarau tiba.
Seperti kita tahu, Indonesia merupakan negara yang mengalami dua musim, yakni musim hujan dan musim kemarau.
Saat musim kemarau tiba, suatu wilayah bisa tidak mengalami hujan dalam kurun waktu yang cukup lama.
Hal ini bisa diartikan sebagai curah hujan di bawah normal. Sebab, tidak ada hujan turun selama berhari-hari.
Rendahnya curah hujan di suatu wilayah ini diakibatkan oleh rendahnya tingkat produksi uap air dan awan.
Dengan tidak adanya hujan ini, menyebabkan kandungan air di dalam tanah berkurang drastis atau bahkan tidak ada.
Kekeringan juga bisa terjadi karena ulah manusia. Salah satunya daerah resapan yang sangat terbatas di suatu wilayah.
Daerah resapan adalah daerah yang disediakan untuk masuknya air dari permukaan tanah ke dalam zona jenuh air.
Alih fungsi lahan terbuka hijau yang digunakan sebagai bangunan bisa memengaruhi kondisi dari cadangan air tanah.
Tanah yang seharusnya mampu menyerap air hujan, malah tertutup oleh karbon untuk pembangunan atau gedung.
Dengan begitu, air tidak dapat meresap ke dalam tanah. Semakin sedikitnya cadangan air, kekeringan mungkin terjadi.
Baca Juga: Apa Usaha yang Dapat Dilakukan untuk Mengurangi Risiko Kekeringan?
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR