Letak geografis ini menyebabkan puncak gunung memiliki iklim yang mendukung terbentuknya akumulasi salju.
Tidak hanya itu, ternyata Samudra Pasifik juga memberi pengaruh yang cukup besar terhadap iklim di Puncak Jaya.
Ketika angin laut naik ke ketinggian, udara jadi mendingin dan menyebabkan kelembapan terkondensasi.
Akibat peristiwa kondensasi itu, maka kelembapan berubah menjadi kristal salju yang akhirnya turun ke permukaan.
Hal ini terjadi berulang kali selama bertahun-tahun hingga menyebabkan akumulasi salju yang berkelanjutan.
Suhu dingin pegunungan yang tinggi akan menyebabkan kelembapan udara mengembun dan berubah jadi salju.
Topografi Puncak Jaya yang tajam dan berbatu menciptakan zona yang teduh dan tidak terkena sinar Matahari langsung.
Nah, zona inilah yang menjadi tempat akumulasi salju abadi. Hal ini menciptakan lapisan salju yang bertahan lama.
Artinya, salju abadi di Puncak Jaya adalah kombinasi dari ketinggian ekstrem, letak geografis, topografi, dan angin laut.
Puncak Jaya Papua sudah lama jadi tujuan para penjelajah dan pencinta alam yang ingin menyaksikan fenomena salju abadi.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, ada perubahan mencemaskan, yakni salju abadi di Puncak Jaya mulai menghilang.
Baca Juga: Fakta Menarik Jayawijaya Papua, Tempat Salju Abadi yang Mungkin Punah Tahun 2025
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR