Waterspout terbentuk karena ada perbedaan suhu antara air dan udara di atasnya hingga menciptakan zona peralihan.
Ketika udara hangat yang lembap naik, ia mulai berputar akibat perbedaan tekanan dan kecepatan angin yang berbeda.
Jika kondisi ini menciptakan perputaran yang cukup kuat, maka terbentuklah waterspout di wilayah itu.
Sementara itu, puting beliung terbentuk dalam kondisi cuaca yang jauh lebih kompleks dan lebih berbahaya.
Biasanya, suhu dan kelembapan yang berbeda di berbagai ketinggian menciptakan perbedaan tekanan.
Perbedaan utama waterspout dan puting beliung adalah tempat terjadinya dan kondisi cuaca yang memengaruhi.
Meskipun umumnya lebih lemah dari puting beliung, waterspout tetap memiliki dampak yang signifikan.
Kapal yang berada di dekat waterspout dapat menghadapi ombak tinggi dan angin kencang hingga pelayaran terganggu.
Oleh karena itu, ketika ada tanda-tanda akan terjadi waterspout, para kapten kapal harus selalu waspada.
Kalau puting beliung, karena kekuatannya besar, maka akan menyebabkan kerusakan yang parah di daratan.
Bangunan dapat rusak, pohon dapat tumbang, dan beberapa benda bisa terangkat oleh kekuatan angin ini.
Baca Juga: Mengenal Waterspout, Fenomena Alam Angin Puting Beliung di Perairan
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR