Bobo.id - Bintang yang kelap-kelip di langit malam punya siklus hidup dan kematian seperti manusia.
Di akhir hidupnya, bintang yang mati akan meledak, ditandai dengan peristiwa yang dikenal dengan supernova.
Supernova hanya terjadi pada bintang yang massanya delapan kali massa Matahari atau lebih besar dari Matahari.
Ledakan supernova akan terjadi ketika bintang tidak punya lagi bahan bakar agar tekanannya keluar.
Saat fenomena supernova, bintang yang tidak memiliki tekanan akan runtuh tiba-tiba dengan kecepatan tinggi.
Hal ini akan menciptakan gelombang kejut yang sangat besar dan menyebabkan bagian luar bintang meledak.
Saat meledak, ada sisa material yang dilepaskan dengan kecepatan 15.000 km per detik! Itulah sisa supernova.
Apa Itu Sisa Supernova?
Seperti namanya, sisa supernova masih berkaitan erat dengan fenomena antariksa bernama supernova.
Supernova adalah ledakan bintang yang merusak, baik dari bintang masif di akhir hidupnya atau katai putih.
Bintang atau katai putih itu akan hancur berkeping-keping, isinya berserakan membentuk sisa supernova.
Baca Juga: Teleskop James Webb Tangkap Keindahan Sisa Supernova, Bagaimana Bentuknya?
Puing-puing ini mengandung banyak unsur berat yang terbentuk akibat dahsyatnya ledakan supernova.
Sisa supernova ini adalah gelombang kejut yang mula-mula bergerak dengan kecepatan yang cukup tinggi.
Setelah cahaya supernova meredup, sisa gas dan debu yang mengembang ini tetap bertahan ratusan ribu tahun.
Ratusan Sisa Supernova Sembunyi
Bersumber dari Live Science, sudah ada sekitar 300-400 sisa supernova yang ditemukan di galaksi Bima Sakti.
Beberapa diantaranya adalah Nebula Kepiting, Nebula Kerudung, Sisa Supernova Vela, dan Sisa Supernova Cassiopeia A.
Sisa supernova termuda di galaksi kita adalah G1.9+0,3 yang berada di bagian dalam Bima Sakti. Usianya sekitar 130 tahun.
Hingga saat ini, kurang dari setengah jumlah sisa supernova yang diperkirakan telah ditemukan di galaksi kita.
Lalu di mana sisanya? Yap, sisanya masih belum ditemukan sehingga kini pencariannya sedang dilakukan.
Para ilmuwan akan berencana menemukan ratusan sisa supernova itu menggunakan pengamatan radio.
Pengamatan ini menemukan bahwa alam ini adalah rumah bagi banyak sisa supernova daripada yang diketahui sekarang.
Baca Juga: Mengenal Kilonova, Ledakan yang Dihasilkan dari Tabrakan 2 Bintang
Berdasarkan jumlah sisa-sisa di galaksi terdekat, diperkirakan seharusnya ada sebanyak 1.000 sisa di galaksi kita.
Kini, profesor astronomi Universitas West Virginia, Loren Anderson, sedang memburu sisa ledakan bintang.
Ada perbedaan besar dalam jumlah sisa supernova yang diharapkan dibanding dengan jumlah yang sudah dideteksi.
Pencarian Sisa Supernova Dilakukan
Para ilmuwan akan menggunakan VLA dan MeerKAT untuk mencari emisi radio yang berasal dari sisa supernova.
Mereka berencana untuk menggunakan pembelajaran mesin serta inspeksi visual gambar langit digital.
Secara khusus, para ilmuwan akan mengarahkan pencarian mereka ke pusat galaksi. Mengapa begitu, Bo?
Pusat galaksi memiliki kepadatan bintang yang tinggi sehingga meningkatkan kemungkinan menemukan sisa supernova.
Selain itu, tujuannya adalah memastikan apakah objek yang dicurigai sebagai sisa supernova memang benar adanya.
Bersumber dari Space.com, penelitian baru mengidentifikasi ratusan sisa supernova yang perlu dikonfirmasi.
Penelitian terkait pencarian sisa supernova ini penting dilakukan untuk menggambarkan interaksi antarbintang.
Baca Juga: Mengenal Hipernova, Ledakan Bintang yang Lebih Besar dan Cerah dari Supernova
----
Kuis! |
Apa yang dimaksud dengan supernova? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR