Bobo.id - Teman-teman tentu pernah melihat peristiwa melelehnya lilin saat dinyalakan.
Peristiwa tersebut merupakan perubahan wujud zat padat menjadi zat cair, namun kembali menjadi padat setelah api dimatikan.
Pada materi 'Wujud Zat dan Perubahannya' pelajaran IPAS kelas 4 SD Kurikulum Merdeka Belajar, kita akan mencari tahu alasannya.
Dalam buku tersebut halaman 50, terdapat pertanyaan berbunyi, mengapa lilin dapat kembali menjadi padat setelah didinginkan?
Yuk, temukan kunci jawaban pertanyaan di atas dari penjelasan berikut ini!
Berdasarkan bahan pembuatnya, lilin berasal dari karbon (C), hidrogen (H), dan paraffin (wax).
Lilin memiliki sumbu yang dapat dibakar untuk menghasilkan cahaya dan energi panas, sehingga dapat digunakan oleh manusia sebagai penerang.
Ketika dihidupkan, lilin lama-kelamaan akan mencair atau meleleh.
Ini dapat terjadi karena lilin menerima kalor atau energi panas, sehingga panas tersebut dapat mengubah lilin yang padat menjadi cair.
Namun, setelah api dimatikan, lelehan lilin yang akan kembali menjadi wujud padat, teman-teman.
Proses kembalinya wujud lilin dari cair menjadi padat ini karena suhu di sekitarnya mendingin dan lilin tidak lagi menerima kalor.
Baca Juga: Apa Manfaat Energi Listrik bagi Kehidupan Manusia? Materi Kelas 4 SD
Lilin yang kembali menjadi padat setelah tidak menerima kalor termasuk ke dalam perubahan fisika.
Perubahan fisika adalah perubahan yang terjadi pada suatu zat, namun tidak menyebabkan terbentuk zat baru dan bersifat reversible (bisa kembali ke semula).
Kesimpulannya, lilin yang dihidupkan mengalami perubahan fisika, sehingga dapat kembali ke bentuk semula meski sudah dipengaruhi oleh kalor.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kalor adalah tenaga panas yang dapat diteruskan ataupun diterima oleh satu benda ke benda lain.
Umumnya kalor berpindah dari benda bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Karena itulah kalor bisa mempengaruhi benda yang mendapat energi dari benda lainnya.
Ada 3 cara perpindahan tenaga panas atau kalor, yaitu secara hantaran (konduksi), penyinaran (radiasi), atau aliran (konveksi).
Konduksi sering dikenal dengan istilah hantaran panas. Konveksi disebut juga aliran panas.
Sementara itu, radiasi adalah perpindahan kalor tanpa membutuhkan zat perantara atau medium.
Kalor menyebabkan terjadinya perubahan wujud suatu benda, karena benda dapat menerima/menyerap dan melepas kalor.
Suatu benda dapat menyerap kalor karena suhu benda tersebut lebih rendah daripada lingkungannya.
Sebaliknya, benda dapat melepas kalor karena suhu benda tersebut lebih tinggi daripada lingkungannya.
Baca Juga: Bagian Tumbuhan yang Berperan untuk Melindungi Diri, Materi Kelas 4 SD
Setelah memahami proses meleleh dan membekunya lilin, kita bisa mengetahui bahwa kalor memberikan pengaruh besar dalam perubahan wujud zat.
Berikut ini contoh lain pengaruh kalor terhadap benda.
1. Es krim yang mencair.
2. Membekukan air.
3. Merebus air sampai mendidih.
4. Pengharum ruangan berwujud cairan dapat disemprotkan dalam bentuk gas.
5. Baju basah menjadi kering saat dijemur di bawah terik matahari.
6. Kapur barus akan habis dalam waktu tertentu.
----
Kuis! |
Apa saja bahan pembuat lilin? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR