Bobo.id - Teman-teman tentu sudah tahu bahwa bumi bisa berputar.
Bumi berputar pada porosnya sendiri sekaligus berputar mengelilingi Matahari, seperti benda langit lainnya.
Oleh karena itu, Matahari disebut sebagai pusat Tata Surya, karena semua benda langit mengelilinginya.
Ketika mengelilingi Matahari, planet kita bergerak dengan kecepatan tertentu, sehingga kita bisa mengalami siang dan malam dalam 24 jam.
Bersumber dari space.com, perputaran bumi bersifat konstan atau tetap, namun kecepatannya tergantung pada garis lintang tempat kita berdiri.
Lantas, seberapa cepat bumi dapat bergerak mengelilingi Matahari? Yuk, cari tahu faktanya!
Berapa Kecepatan Revolusi Bumi?
Sebelum mencari tahu jawabannya, kita perlu mengetahui keliling planet bumi terlebih dahulu.
NASA menyatakan bahwa keliling bumi terutama jarak mengelilingi bagian terbesar bumi, kira-kira 40.070 kilometer.
Planet bumi membutuhkan waktu sekitar 365 hari untuk bisa mengorbit Matahari dan kembali ke posisi awalnya.
Orbit bumi ini berbentuk elips, sehingga diperkirakan jarak bumi ke Matahari adalah 149.597.870 kilometer satuan astronomi.
Baca Juga: Akibat Adanya Awan, Tidak Seluruh Energi Matahari Sampai ke Bumi, Kenapa?
Nah, untuk mempermudah perhitungan kecepatan revolusi bumi, kita bisa menganggap orbit bumi berbentuk lingkaran.
Keliling orbit bumi menggunakan rumus 2 × π × r, sehingga dalam satu tahun Bumi bisa menempuh jarak 940 juta kilometer.
Jika dalam satu hari ada 24 jam, maka untuk mencari kecepatan kita bisa membagikan jarak dengan waktu.
Jarak orbit bumi sebesar 940 juta kilometer dibagi dengan 24 jam, maka hasilnya 107.226 km/jam!
Meski kecepatannya luar biasa, kita bisa berdiri tegak dan melakukan aktivitas dengan lancar karena adanya gravitasi bumi.
Fakta Unik Revolusi Bumi
Seperti yang sudah disebutkan, kecepatan revolusi Bumi bervariasi selama tahun karena lintasan elipsnya.
Bumi bergerak lebih cepat saat berada pada titik terdekat dengan Matahari (perihelion) dan lebih lambat saat berada pada titik terjauh (aphelion).
Ketika Bumi berada di perihelion, yang terjadi pada musim dingin di belahan bumi utara, cenderung mengakibatkan daerah tersebut bersuhu lebih tinggi.
Sedangkan saat aphelion terjadi, Bumi berada pada jarak maksimumnya dari Matahari dalam orbitnya yang berbentuk elips.
Revolusi Bumi juga menjadi penyebab terjadinya perubahan musim.
Baca Juga: Mengulik Fenomena Alam Gua Bawah Laut Terdalam di Dunia, Berapa Kedalamannya?
Sudut kemiringan sumbu Bumi menyebabkan perbedaan dalam pencahayaan matahari yang diterima di berbagai belahan Bumi.
Akibatnya, di bumi ada empat musim yang berbeda: musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin.
Meskipun tampaknya Bumi bergerak dalam garis lurus saat dilihat dari jarak yang jauh, sebenarnya Bumi mengikuti lintasan elips yang membentuk revolusinya mengelilingi Matahari.
Artikel ini dibuat dengan bantuan AI dan diperiksa ulang oleh Redaksi Bobo.id.
----
Kuis! |
Apa bentuk orbit Bumi? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Source | : | Space.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR