Bobo.id - Teman-teman, menurutmu lautan itu berwarna apa?
Sebagian besar dari kita akan menjawab bahwa laut berwarna biru, akan tetapi di sekitar pantai tampak berwarna biru muda hingga seperti air pada umumnya.
Semakin dalam wilayah laut, maka semakin gelap pula warna yang akan terlihat.
Namun, di lepas pantai Novaya Zemlya, Rusia, warna lautnya tampak lebih cerah. Fenomena ini ditangkap oleh Satelit Aqua milik NASA pada tahun 2012.
Bersumber dari Livescience, fenomena berubahnya warna laut di Rusia ini disebabkan oleh organisme fitoplankton.
Sebelumnya, Laut Barents di sebelah utara Rusia juga pernah mengalami fenomena alam ini pada tahun 2009.
Fenomena di Laut Barents disebabkan oleh sejenis ganggang bernama diatom yang mekar setiap bulan Mei, setelah badai musim dingin.
Kemudian, pada akhir musim panas, plankton bernama coccolithrophore berkembang biak, sehingga mengubah warna laut menjadi biru muda.
Nah, kali ini Bobo akan mengajak teman-teman mengenal apa itu fitoplankton yang menyebabkan fenomena tersebut terjadi.
Yuk, simak!
Sebelum kita mencari tahu apa itu fitoplankton, kita perlu memahami organisme apakah plankton itu?
Baca Juga: Fenomena Langka, Ekor Komet Nishimura Tertabrak di Dekat Matahari, Apa Sebabnya?
National Geographic mendefinisikan plankton sebagai kumpulan organisme kecil yang hidup di permukaan air, seperti danau, sungai, dan laut.
Nama plankton diambil dari bahasa Yunani yaitu Planktos yang berarti melayang atau mengapung.
Uniknya, plankton tidak berenang sendiri, melainkan dibantu oleh pasang surut, arus, dan kekuatan lainnya.
Ada dua jenis plankton yang paling menonjol dan dikenal di lautan, yaitu zooplankton dan fitoplankton.
Zooplankton merujuk kepada organisme hewan kecil, sedangkan fitoplankton yang mirip tumbuhan.
Ukuran fitoplankton sangat kecil, yakni di antara 0,02 hingga 2 milimeter saja, teman-teman.
Meski sangat kecil, jumlah total fitoplankton di seluruh dunia menghasilkan sekitar 50% hingga 85% dari oksigen yang dihasilkan oleh tumbuhan di Bumi.
Yap, selain pepohonan, ternyata Bumi bisa mendapatkan oksigen dari fitoplankton di lautan.
Fitoplankton terdiri dari berbagai jenis, termasuk alga uniseluler seperti diatom, coccolithophores, dinoflagellata, dan cyanobacteria.
Berbeda dengan ukurannya yang kecil, fitoplankton justru memiliki peran yang sangat penting bagi lingkungan.
Beberapa jenis fitoplankton, seperti diatom, dapat memengaruhi iklim global karena mereka dapat menyerap karbon dioksida selama fotosintesis mereka.
Baca Juga: Fenomena Alam yang Memukau, Kenapa Danau Kelimutu Bisa Berubah Warna?
Hal ini membantu mengurangi jumlah karbon dioksida di atmosfer.
Uniknya, fitoplankton memiliki berbagai struktur dan pigmen yang memberikan warna dan bentuk unik. Misalnya, pigmen klorofil memberikan warna hijau pada fitoplankton.
Oleh karena itu, kadang kala warna air laut bisa berubah karena perbedaan jenis dan jumlah fitoplankton di suatu wilayah.
Pigmen utama yang terlibat dalam memberikan warna pada fitoplankton adalah klorofil, karotenoid, dan fikobiliprotein.
Fitoplankton dengan pigmen klorofil, memiliki warna hijau dan dapat melakukan fotosintesis. Sementara karatenoid adalah pigmen oranye dan kuning pada fitoplankton.
Pigmen ini membantu menangkap cahaya matahari tambahan dan berperan dalam melindungi sel-sel fitoplankton dari kerusakan.
Fikobiliprotein adalah pigmen yang memberikan warna merah dan biru pada fitoplankton.
Pigmen ini membantu fitoplankton menangkap cahaya matahari yang berbeda dalam proses fotosintesis.
Nah, kombinasi fikobiliprotein inilah yang dapat memberikan warna laut yang berbeda, seperti biru, hijau, atau merah.
Artikel ini dibuat dengan bantuan AI dan diperiksa ulang oleh Redaksi Bobo.id.
----
Kuis! |
Siapa yang menemukan fenomena berubahnya air laut di Rusia? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | livescience |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR