Panas ini mengakibatkan penguapan air laut yang lebih sering, membentuk awan-awan yang dapat berkembang menjadi badai.
Selain itu, musim hujan menyebabkan angin dari berbagai arah cenderung bertemu atau "berkonvergensi" di wilayah tertentu.
Konvergensi angin ini menciptakan zona konvergensi, kondisi ketika udara naik, mendingin, dan membentuk awan-awan badai.
Selama musim hujan, perbedaan tekanan udara di berbagai wilayah dapat menciptakan kondisi yang mendukung pembentukan badai.
Perbedaan tekanan ini dapat mempengaruhi arah dan kecepatan angin, serta mendorong pembentukan sistem tekanan rendah yang memicu badai.
Mengapa Ada Badai Musim Panas?
Kita telah mempelajari hubungan antara musim hujan dan terjadinya badai. Lantas, bagaimana musim panas dapat memicu badai musim panas?
Pada saat musim panas, temperatur atau suhu atmosfer menghangat sehingga menahan lebih banyak kelembapan.
Nah, kelembapan inilah yang kemudian dapat membentuk awan kumulonimbus yang tinggi.
Awan kumulonimbus yang juga dijuluki raja awan merupakan awan yang berada di ketinggian 300-1.900 meter, dengan bentuk berserat.
Awan ini juga menjadi satu-satunya jenis awan yang menghasilkan hujan es, guntur, sekaligus kilat.
Baca Juga: Mencapai Jarak 71.000 Km, Inilah Hewan dengan Migrasi Terpanjang di Dunia
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR