Udara lembap yang datang dari sumber air punya potensi membentuk kabut saat bersentuhan dengan permukaan dingin.
Kabut adveksi yang baru terjadi di sejumlah pantai Indonesia ini terbentuk lewat serangkaian proses kompleks.
Proses ini melibatkan banyak faktor, mulai dari faktor suhu, kelembapan, dan faktor topografi lingkungan.
Pembentukan kabut adveksi dimulai ketika udara lembap bergerak di atas permukaan yang lebih dingin.
Ketika udara lembap ini bersentuhan dengan permukaan yang lebih dingin, udara itu akan alami pendinginan.
Pendinginan ini akan menyebabkan udara melepaskan uap air dalam bentuk butiran-butiran yang kecil.
Nah, butiran-butiran air yang dilepaskan oleh udara lembap ini akan membentuk kabut di atas permukaan yang dingin.
Kabut adveksi memiliki sifat bergerak secara horizontal atau posisi mendatar, mengikuti arah angin.
Kabut juga didukung oleh kondisi angin permukaan yang lemah di sekitar lokasi sehingga kabut bisa bertahan.
Ini tentu saja berbeda dari kabut radiasi yang terjadi di malam hari dan bersifat statis di tempat tertentu.
Baca Juga: Pertanyaan dari Teks 'Sembilan Bahaya Kabut Asap dan Cara Mengatasinya'
Fenomena alam kabut adveksi diketahui dapat memiliki dampak signifikan terhadap lingkungan dan kesehatan.
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR