Bobo.id - Pantai menjadi salah satu destinasi favorit saat liburan. Apa teman-teman suka berkunjung ke pantai?
Saat liburan ke pantai, kita bisa bermain pasir, berenang, berselancar, menikmati kuliner, hingga berfoto ria.
Tak hanya itu, ternyata di pantai kita juga bisa menemukan fenomena alam yang menakjubkan, teman-teman.
Namanya adalah kabut adveksi. Belakangan ini, fenomena alam ini muncul di sejumlah pantai di Indonesia.
Fenomena alam kabut tebal itu muncul di sejumlah pantai di daerah Bali hingga pantai daerah Gunung Kidul.
Nah, kali ini Bobo ingin mencoba menjelaskan tentang fenomena alam kabut adveksi. Simak informasinya, yuk!
Kabut adveksi adalah salah satu jenis kabut yang terbentuk diakibatkan oleh pendinginan udara lembap.
Sebagai informasi, udara lembap itu datang dan bergerak secara mendatar di atas permukaan Bumi.
Pendinginan ini diketahui bisa disebabkan oleh adanya perbedaan suhu antara udara dan permukaan Bumi.
Selain itu, pendinginan bisa juga disebabkan oleh pertemuan udara lembap dengan udara lebih dingin.
Baca Juga: Terlihat Menakjubkan, Bagaimana Fenomena Kabut Beku Muncul?
Kabut adveksi sering terjadi di daerah-daerah yang berdekatan dengan sumber air, seperti pantai atau danau.
Udara lembap yang datang dari sumber air punya potensi membentuk kabut saat bersentuhan dengan permukaan dingin.
Kabut adveksi yang baru terjadi di sejumlah pantai Indonesia ini terbentuk lewat serangkaian proses kompleks.
Proses ini melibatkan banyak faktor, mulai dari faktor suhu, kelembapan, dan faktor topografi lingkungan.
Pembentukan kabut adveksi dimulai ketika udara lembap bergerak di atas permukaan yang lebih dingin.
Ketika udara lembap ini bersentuhan dengan permukaan yang lebih dingin, udara itu akan alami pendinginan.
Pendinginan ini akan menyebabkan udara melepaskan uap air dalam bentuk butiran-butiran yang kecil.
Nah, butiran-butiran air yang dilepaskan oleh udara lembap ini akan membentuk kabut di atas permukaan yang dingin.
Kabut adveksi memiliki sifat bergerak secara horizontal atau posisi mendatar, mengikuti arah angin.
Kabut juga didukung oleh kondisi angin permukaan yang lemah di sekitar lokasi sehingga kabut bisa bertahan.
Ini tentu saja berbeda dari kabut radiasi yang terjadi di malam hari dan bersifat statis di tempat tertentu.
Baca Juga: Pertanyaan dari Teks 'Sembilan Bahaya Kabut Asap dan Cara Mengatasinya'
Fenomena alam kabut adveksi diketahui dapat memiliki dampak signifikan terhadap lingkungan dan kesehatan.
Kabut adveksi bisa mengurangi jarak pandang di jalan raya sehingga meningkatkan risiko kecelakaan.
Pengemudi harus berhati-hati dan mengurangi kecepatan saat mengemudi ketika ada kabut adveksi di sekitar.
Tak hanya transportasi darat, kabut adveksi juga memengaruhi operasi transportasi udara, terutama bandara.
Kabut bisa menyebabkan keterlambatan bahkan pembatalan penerbangan karena kurangnya jarak pandang.
Kabut adveksi bisa memengaruhi kesehatan manusia karena udara lembap bisa memicu masalah batuk dan pilek.
Selain itu, paparan kabut adveksi yang berkepanjangan dapat meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan.
Sementara untuk lingkungan, kabut adveksi bisa berkontribusi pada pertumbuhan lumut dan ganggang.
Meski begitu tak perlu khawatir, sebab ada pengendalian dan mitigasi yang bisa dilakukan terhadap kabut adveksi.
Misalnya, adanya sistem peringatan dini, mengurangi kecepatan kendaraan, hingga menggunakan masker.
O iya, dampak kabut adveksi ini juga bersifat sementara. Ketika kabutnya hilang, maka begitu pun dengan dampaknya.
Baca Juga: Mengapa Kabut Bisa Muncul saat Musim Kemarau? Ini Penjelasannya
Artikel ini dibuat dengan bantuan AI dan diperiksa ulang oleh Redaksi Bobo.id.
----
Kuis! |
Apa saja faktor pembentuk kabut adveksi? |
Petunjuk: cek di halaman 2! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR