Bobo.id - Di Bumi yang kita tinggali ini, terdapat berbagai kenampakan alam yang indah, salah satuanya Gurun Atacama.
Meski terkenal indah, Gurun Atacama tidak jauh berbeda dengan gurun-gurun pada umumnya.
National Geographic mendefinisikan gurun sebagai lahan kering yang menerima curah hujan kurang dari 25 sentimeter per tahun.
Gurun mengalami kekurangan kelembapan, sehingga lebih sering kehilangan kelembapan dibandingkan menerima hujan tahunan.
Gurun Atacama juga mengalami kekurangan kelembapan tersebut, bahkan lebih parah daripada gurun lainnya.
Oleh karena itu, Gurun Atacama dijuluki sebagai tempat terkering di dunia, yang tidak ditemukan bukti kehidupan makhluk hidup.
Akibat wilayahnya yang kering ini, ada fenomena alam unik yang terjadi di Gurun Atacama bernama Salar de Atacama.
Apakah teman-teman pernah mendengarnya?
Jika belum, kali ini Bobo akan mengajakmu mengenal fenomena Salar de Atacama. Yuk, simak dari artikel ini!
Salar de Atacama
Bersumber dari NASA, Salar de Atacama merupakan fenomena alam dataran garam atau playa.
Baca Juga: Mengapa Fenomena Alam Badai Petir Sering Terjadi Saat Musim Hujan?
Dataran garam adalah sistem yang terbentuk secara geologis, terdiri dari bahan garam yang sangat luas di sebuah lahan datar.
Ada peristiwa menarik yang membantu proses terbentuknya Salar de Atacama, salah satunya karena sedikitnya curah hujan.
Salar de Atacama bisa terbentuk karena adanya danau di sebuah cekungan yang airnya cepat menguap karena kelembapan rendah.
Ketika di Gurun Atacama terjadi banjir, maka banjir tersebut mengalir ke arah dataran garam membawa kerikil, pasir, tanah liat, dan garam.
Material seperti kerikil dan pasir lebih cepat keluar dari air dan berhenti, sedangkan garam dan tanah liat terus mengalir bersama air ke playa.
Kemudian, garam dan tanah liat itu mengendap sementara airnya menguap.
Semakin lama, garam tersebut tertinggal dan membentuk kerak garam yang terus menebal menjadi sebuah material menonjol di dataran gurun.
Ada beberapa warna menarik di sekitar Salar de Atacama, yang membuat fenomena ini semakin indah.
Misalnya, warna biru muda yang menunjukkan kerak garam, warna putih yang menunjukkan zona tanah liat, serta oranye yang menunjukkan batuan dan tanah vulkanik.
Sumber Lithium Terbesar
Setelah mengenal terbentuknya dataran garam Salar de Atacama, kita akan mencari tahu fakta uniknya.
Baca Juga: Fenomena Alam Hutan Batu di Tiongkok Ini Jadi Warisan Dunia UNESCO, Apa Namanya?
Salar de Atacama adalah salah satu sumber lithium terbesar di dunia, dengan sekitar 27% pasokan lithium global berasal dari Salar de Atacama.
Lithium adalah unsur alkali logam yang sangat reaktif dan memiliki tingkat keaktifan yang tinggi terhadap air.
Ketika direaksikan dengan air, lithium melepaskan hidrogen gas dan membentuk larutan basa.
Lithium memiliki berbagai kegunaan yang penting, salah satu kegunaan utamanya adalah dalam produksi baterai.
Lithium-ion batteries (baterai ion litium) sangat umum digunakan dalam perangkat elektronik seperti ponsel, laptop, kamera, dan kendaraan listrik.
Selain itu, lithium juga digunakan dalam industri nuklir, dalam produksi keramik dan kaca, serta dalam pengobatan gangguan bipolar.
Uniknya, terdapat fenomena alam unik yang disebut Pentagonito di Salar de Atacama.
Pentagonito merupakan pola geometris yang terbentuk oleh kristal garam yang terkumpul di permukaan salinas selama musim kering.
Artikel ini dibuat dengan bantuan AI dan diperiksa ulang oleh Redaksi Bobo.id.
----
Kuis! |
Kenapa Gurun Atacama disebut tempat terkering di dunia? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | NASA,national geographic |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR