Bobo.id - Teman-teman, pernahkah kamu mendengar atau membaca tentang fenomena alam Cincin Api?
Fenomena Cincin Api ini termasuk salah satu fenomena alam paling unik di dunia.
Bersumber dari National Geographic, Cincin Api adalah rangkaian gunung berapi sepanjang 25.000 mil atau lebih dari 40.000 kilometer di Samudra Pasifik.
Selain dikenal dengan nama Cincin Api, fenomena ini juga disebut Sabuk Sirkum-Pasifik.
Uniknya, negara kita Indonesia juga termasuk ke dalam wilayah Cincin Api ini, lo. Oleh karena itu, Indonesia sering terjadi gempa bumi.
Nah, pada artikel kali ini, Bobo akan mengajak teman-teman mengenal keunikan fenomena alam Cincin Api.
Yuk, simak!
Faktanya, lebih dari 450 gunung berapi berada di sepanjang fenomena Cincin Api ini, teman-teman.
Jika dibuat perbandingan, maka jumlah tersebut setara dengan 75% gunung berapi yang ada di Bumi.
Banyaknya jumlah gunung berapi di sepanjang Cincin Api disebabkan oleh besarnya pergerakan lempeng tektonik di kawasan tersebut.
Di sebagian besar Cincin Api, terdapat beberapa lempeng yang saling tumpang tindih pada wilayah yang disebut zona subduksi.
Baca Juga: Langka Terjadi, Ada Danau yang Terbentuk di Death Valley, Kok Bisa?
Dengan jumlah gunung berapi sebanyak itu, maka wilayah Cincin Api ini juga pernah mengalami peristiwa vulkanik besar.
Contohnya letusan Gunung Tambora pada 1815, letusan Krakatau pada 1883, letusan Novarupta pada 1912, letusan Gunung Saint Helens pada 1980, letusan Gunung Ruiz pada 1985, dan letusan Gunung Pinatubo pada 1991.
Selain itu, keberadaan lempeng tektonik di kawasan Cincin Api menyebabkan terjadinya peristiwa gempa bumi.
Adapun lempeng tektonik di kawasan ini antara lain Lempeng Pasifik, Juan de Fuca, Cocos, India-Australia, Nazca, Amerika Utara, dan Filipina.
Menurut penelitian, sekitar 90 persen dari semua gempa bumi di dunia terjadi di sepanjang kawasan Cincin Api.
Di Cincin Api Pasifik, Lempeng Pasifik tenggelam ke bawah lempeng lain yang menghasilkan zona subduksi yang dapat memicu gempa bumi.
Tidak hanya gempa tektonik, cekungan ini juga mengalami jenis gempa vulkanik.
Aktivitas vulkanik yang tinggi di wilayah ini terkait dengan melelehnya batuan di bawah permukaan bumi dan pelepasan energi dalam bentuk erupsi gunung berapi.
Dengan banyaknya jumlah gunung api aktif, erupsi gunung berapi juga dapat memicu gempa bumi di kawasan Cincin Api Pasifik.
Kawasan Cincin Api adalah tempat pertemuan tiga lempeng tektonik utama, yaitu Lempeng Pasifik, Lempeng Filipina, dan Lempeng Indo-Australia.
Pertemuan antara Lempeng Pasifik dan Lempeng Filipina membentuk sebuah area terdalam yang disebut Palung Mariana.
Baca Juga: Tidak Boleh Didaki, Apa Keunikan Fenomena Alam Gurung Machhapuchhre?
Palung laut sebenarnya merupakan zona subduksi, yang terbentuk karena aktivitas dua lempeng yang ada di suatu wilayah.
Pada Palung Mariana khususnya, lempeng Pasifik menyelam di bawah lempeng Filipina.
Terletak di Lautan Pasifik barat daya, sebelah timur Filipina, Palung Mariana memiliki kedalaman yang mencapai 11.034 meter.
Dengan kedalaman yang tidak biasa ini, Palung Mariana disebut sebagai salah satu fenomena alam paling aneh yang pernah tercatat di Asia.
Titik terdalam di Palung Mariana disebut Challenger Deep, lebih dalam daripada ketinggian puncak Gunung Everest di daratan.
Kedalaman Palung Mariana juga menyebabkan tekanan di dalamnya mencapai 703 kilogram per meter persegi, lo, teman-teman.
Tekanan ini 1.000 kali lebih berat daripada tekanan yang dirasakan di laut biasa. Jika diibaratkan, tekanan Palung Mariana setara 50 jumbo jet ditumpuk.
Artikel ini dibuat dengan bantuan AI dan diperiksa ulang oleh Redaksi Bobo.id.
----
Kuis! |
Apa nama lain dari fenomena Cincin Api? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR