Bobo.id - Pada materi kelas 5 SD tema 5, kita akan belajar tentang hubungan antar makhluk hidup di ekosistem.
Semua makhluk hidup memiliki ketergantungan yang saling mengisi antara yang satu dengan yang lain.
Manusia memerlukan tumbuhan dan hewan. Sebaliknya, tumbuhan dan hewan juga membutuhkan manusia.
Di sekeliling kita, sering dijumpai banyak bentuk ketergantungan antar makhluk hidup dan ekosistemnya.
Misalnya, pada rantai makanan terjadi interaksi proses memakan dan dimakan oleh berbagai makhluk hidup.
Selain kebergantungan lewat rantai makanan, banyak makhluk hidup lain yang berinteraksi dengan cara khas.
Hubungan antara dua makhluk yang berbeda dan sangat erat kaitannya itu sering disebut dengan simbiosis.
Simbiosis sendiri terdiri dari tiga jenis. Mulai dari simbiosis mutualisme, parasitisme, dan komensalisme.
Nah, kali ini Bobo akan mengajakmu untuk mengenal tentang simbiosis mutualisme. Simak informasinya, yuk!
Istilah simbiosis mutualisme dikenalkan oleh seorang zoologis asal Belgia, yakni Pierre-Joseph van Beneden.
Tepat di tahun 1876, ia menyebutkan bahwa simbiosis mutualisme berarti saling membantu antar spesies.
Baca Juga: Bagaimana Makhluk Hidup dalam Satu Ekosistem Saling Berkaitan? Materi Kelas 5 SD
Simbiosis mutualisme adalah hubungan menguntungkan antara satu makhluk hidup dengan makhluk hidup lain.
Jadi ketika mereka berinteraksi, keduanya sama-sama menguntungkan satu dan yang lainnya, teman-teman.
Yap, kedua makhluk hidup yang saling berinteraksi itu berhasil mendapatkan manfaat dari interaksinya.
Simbiosis mutualisme ini memegang peranan penting dalam evolusi makhluk hidup dari masa ke masa, lo.
Tak hanya evolusi, simbiosis mutualisme juga berperan dalam pembentukan banyak sekali ekosistem di Bumi.
Setelah memahami pengertiannya, berikut ini Bobo akan berikan ciri-ciri simbiosis mutualisme, yakni:
- Hubungan antara dua makhluk hidup yang saling menguntungkan.
- Organisme yang saling berhubungan saling ketergantungan.
- Tidak ada organisme yang dirugikan.
- Berperan penting untuk kelangsungan hidup individu.
Setelah mengetahui pengertian dan ciri-cirinya, sekarang cari tahu tentang contoh simbiosis mutualisme, yuk!
Baca Juga: Macam-Macam Contoh Simbiosis Parasitisme di Sekitar Kita, Apa Saja?
Hubungan ini dimulai dengan ikan badut yang mendapat tempat tinggal untuk berlindung dari predator.
Anemon akan mengeluarkan sengat, tetapi sengat itu justru bisa membantu ikan badut membersihkan diri.
Sementara itu, keuntungan yang didapat anemon adalah karena ikan badut akan memakan parasitnya.
Kutu daun merupakan serangga penghisap getah kecil dan bisa mengeluarkan kelenjar berbentuk madu.
Sebagai informasi, madu yang dikeluarkan kutu daun membuat adanya simbiosis mutualisme.
Semut akan melindungi kutu daun dari predator dan parasit, namun madu dari kutu daun bisa diambil semut.
Udang piston akan menggali lubang yang ada di dasar laut berpasir untuk dijadikan sebuah sarang.
Nah, sarang yang dibuat oleh udang piston itu tidak jarang dibaginya dengan ikan gobi, teman-teman.
Sementara itu, ikan gobi diketahui memiliki mekanisme untuk mendeteksi adanya ancaman pemangsa.
Dengan berinteraksi dengan ikan gobi, udang piston jadi tahu kalau ada predator dan bisa bersembunyi.
Nah, itulah informasi lengkap tentang jenis simbiosis mutualisme. Semoga informasi ini bisa bermanfaat, ya.
Baca Juga: 3 Jenis Simbiosis dan Contohnya: Mutualisme, Parasitisme, dan Komensalisme, Materi Kelas 5 SD
----
Kuis! |
Apa yang dimaksud dengan simbiosis? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013,Gramedia.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR