Bobo.id - Saat sakit, dokter akan memberikan beberapa obat yang bisa membantu menyembuhkan penyakit.
Namun, sering kali obat yang diberikan diminta untuk dihabiskan walau rasa sakit sudah hilang. Kenapa begitu?
Obat terdiri dari beragam jenis, ada yang bekerja mengatasi peradangan ada juga yang meredakan rasa sakit.
Tapi hampir sebagian jenis obat khususnya yang diberikan oleh dokter memang dibuat sesuai kondisi pasien.
Bahkan beberapa obat memang harus dihabiskan untuk menghindari masalah yang disebut resistensi obat atau dikenal juga dengan resistensi antibiotik.
Karena itu, beragam jenis obat dengan kandungan antibiotik di dalamnya lah yang diwajibkan untuk dihabiskan.
Lalu, Apa Itu Resistensi Antibiotik?
Dikutip dari laman Alodokter, resistensi obat atau dikenal juga dengan resistensi antibiotik merupakan kondisi saat antibiotik pada obat sudah tidak bisa bekerja dengan maksimal.
Antibiotik merupakan jenis obat yang bekerja dengan membunuh berbagai bakteri yang menginfeksi tubuh.
Saat resistensi obat atau antibiotik ini terjadi, maka obat tidak bisa lagi bekerja untuk membasmi bakteri yang menyerang tubuh kita.
Resistensi antibiotik juga menyebabkan bakteri akan tetap berkembang biak dan penyakit jadi sulit diobati.
Baca Juga: 7 Obat Alami yang Bisa Atasi Batuk, dari Air Garam hingga Teh Madu
Seperti yang sudah dijelaskan antibiotik merupakan jenis obat yang menangani bakteri, tapi obat ini tidak bisa digunakan secara sembarangan.
Antibiotik harus digunakan dengan jumlah, jenis, hingga kandungan penyerta yang sesuai dengan kondisi pasien.
Saat tidak digunakan sesuai dengan kondisi pasien atau bahkan dosis yang diberikan tidak dipenuhi, maka tubuh bisa mengalami masalah resistensi antibiotik.
Apa Saja Penyebab Resistensi Antibiotik?
Umumnya, resistensi antibiotik terjadi karena antibiotik sudah tidak lagi bisa mengobati infeksi.
Kondisi ini terjadi karena bakteri yang menyerang sudah melakukan adaptasi atau perubahan fungsi tubuh.
Ada bakteri yang bisa menghilangkan dampak dari antibiotik yang harusnya bisa membunuhnya.
Ada juga bakteri yang bisa mengeluarkan antibiotik dari dalam tubuh, sehingga tidak memberikan dampak apapun.
Bakteri juga bisa mengubah struktur tubuhnya yang awalnya sensitif pada antibiotik jadi lebih kuat.
Nah, agar masalah ini tidak terjadi, penting juga bagi teman-teman tahu faktor risiko dari masalah ini.
Faktor Risiko Resistensi Antibiotik
Baca Juga: 6 Obat Alami untuk Redakan Penyakit Cacar Air, dari Garam hingga Lidah Buaya
Seperti sudah dijelaskan kalau antibiotik harus dikonsumsi sesuai resep dokter. Jadi, obat akan diberikan setelah dokter melakukan pemeriksaan.
Jadi, mengonsumsi jenis antibiotik tanpa resep dokter cukup berbahaya.
Kesalahan penggunaan antibiotik antara lain digunakan untuk mengatasi penyakit akibat virus seperti pilek dan batuk.
Selain itu, antibiotik yang tidak dikonsumsi secara teratur juga bisa menyebabkan resistensi pada obat ini.
Sehingga antibiotik harus dikonsumsi sesuai aturan pada resep. Bahkan menjeda meminum obat ini satu hingga dua hari bisa memicu terjadinya resistensi, lo.
Lalu hal yang penting adalah tidak menghabiskan antibiotik yang sudah diberikan.
Dari penjelasan ini, tentu teman-teman sudah paham pentingnya mematuhi resep dokter saat sedang sakit.
Menghindari meminum obat atau tidak menghabiskan sesuai perintah dokter bisa membuat kita mengalami masalah kesehatan lain.
Baca Juga: Jadi Obat Herbal Sejak Lama, Ini 5 Jenis Madu yang Paling Berkhasiat
----
Kuis! |
Bagaimana dokter membuat resep untuk pasien? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | alodokter |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR