Untuk mensyukuri pertanian yang subur, orang Romawi mendekorasi rumah dan kuil dengan dahan cemara.
Di Eropa Utara, pemuka agama juga menghiasi kuil dengan dahan cemara sebagai simbol kehidupan abadi.
Didorong dari kisah-kisah itulah, maka pohon cemara diangap sebagai lambang kehidupan yang abadi.
Menurut beberapa sejarawan, pohon Natal diperkirakan berasal dari wilayah Alsace, Jerman pada abad ke-16 lalu.
Kala itu, orang kristiani membawa pohon ke rumah mereka dan menghiasi dengan roti jahe, kacang, dan apel.
Beberapa lagi ada yang membangun piramida Natal dari kayu dan menghiasinya dengan cemara.
Seabad kemudian, hiasan pohon Natal makin beragam dengan tambahan hiasan daun emas di atasnya.
Seiring berjalannya waktu, pohon Natal juga mulai digunakan di festival dan istana kerajaan besar, lo.
Kebiasaan itu populer di kalangan bangsawan dan menyebar ke kerajaan seluruh Eropa di abad ke-19.
Karena banyak orang Jerman bermigrasi ke belahan dunia lain, maka tradisi pohon Natal makin berkembang.
Pohon Natal memiliki masa sendiri-sendiri hingga akhirnya bisa berkembang dan populer di suatu negara.
Baca Juga: Siap Jelang Natal, Ini Tips Mudah Membersihkan Pohon Natal Buatan
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR