Pada saat mengorbit lebih dekat ke Matahari, komet akan memanas dan memuntahkan gas dan debu dari bagiannya.
Materi berupa gas dan debu inilah yang menjadi cikal bakal terbentuknya ekor komet yang panjang dan bercahaya.
Faktanya, dalam kondisi beku, komet hanya berukuran sebesar kota kecil di Bumi.
Namun, saat orbit komet mendekatkan komet pada Matahari, sebagian esnya mulai mencair, menghasilkan debu dan gas.
Kemudian, angin Matahari akan mendorong debu dan gas yang dikeluarkan es agar menjauhi komet, membentuk ekor komet yang bersinar.
Nah, semakin sering komet mendekati Matahari, maka semakin kecil pula ukurannya, hingga kemudian akan hilang sepenuhnya.
Yap, jadi cahaya yang tampak pada komet sebenarnya adalah pantulan cahaya Matahari, teman-teman.
Sinar Matahari memantul pada partikel es komet, sama seperti cahaya yang terpantul oleh cermin.
Meski tidak seterang cahaya bintang, NASA meneliti bahwa ada komet yang dapat memiliki kecerahan yang hampir sama seperti bulan purnama, lo.
Itu adalah Komet ISON, yang pertama kali ditemukan berada sejauh 1 miliar kilometer dari Bumi.
Fakta Komet ISON
Baca Juga: Benarkah Supernova Bisa Buat Lubang Hitam Tumbuh Besar? Ini Faktanya
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | NASA |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR