Bobo.id - Teman-teman, tahukah kamu bahwa batuan tidak hanya ada di Bumi?
Faktanya, batuan juga ada di ruang angkasa yang dikenal dengan sebutan batuan antariksa.
Bersumber dari NASA, batuan antariksa atau batuan ruang angkasa terus bergerak saat mengorbit Matahari menciptakan jalur berbatu.
Di jalur tersebut, ada asteroid, komet, dan benda langit yang terbuat dari komposisi batuan seperti di Bumi, logam, dan es.
Kali ini, Bobo akan mengajak kamu mengenal beragam jenis batuan antariksa beserta fakta uniknya.
Yuk, simak!
1. Asteroid
Termasuk jenis batuan antariksa, asteroid adalah planet berbatu yang mengorbit Matahari, dan terbentuk dari sisa-sisa pembentukan tata surya.
Ukurannya jauh lebih besar daripada batuan di Bumi, mulai dari seukuran mobil hingga selebar kota besar di Bumi.
Sebagian besar asteroid berada di wilayah yang disebut Sabuk Asteroid, di antara Mars dan Jupiter.
Sabuk Asteroid menjadi tempat ratusan ribu hingga jutaan astroid, dengan usia mencapai miliaran tahun.
Baca Juga: Jumlahnya Mencapai Triliunan, Apa Saja Jenis Bintang yang Terbentuk di Angkasa?
2. Komet
Sama seperti asteroid, komet juga mengorbit Matahari, namun bentuknya tidak seperti batuan melainkan mirip bola salju.
Setiap komet intinya berisi bongkahan es gas beku dan bongkahan batu serta debu.
Ketika orbit komet mendekatkan kometnya ke Matahari, maka komet akan memanas dan memuntahkan debu dan gas menyebabkan bola raksasa bercahaya.
Menurut penelitian astronom, hingga kini jumlah komet yang telah dikonfirmasi mencapai 3.910, yang rata-rata terbentuk sejak 4,6 miliar tahun yang lalu.
3. Meteoroid, Meteor, Meteorit
Meteoroid adalah pecahan atau puing-puing di antariksa akibat tabrakan antara asteroid, komet, bulan, dan planet.
Dibandingkan jenis batuan antariksa lainnya, meteoroid termasuk batuan terkecil.
Meteor merupakan meteoroid yang jatuh melalui atmosfer Bumi dengan kecepatan sangat tinggi.
Tekanan dan panas yang dihasilkan saat meteoroid jatuh menyebabkan meteor tampak bersinar dan menciptakan seberkas cahaya di langit gelap.
Hingga kini, ilmuwan memperkirakan ada sekitar 44.000 kilogram material meteor yang jatuh ke Bumi setiap harinya.
Baca Juga: Bagaimana Satelit Alami Terbentuk di Sebuah Planet? Ini Penjelasannya
Sementara itu, meteorit adalah pecahan asteroid, komet, bulan, dan planet yang bertahan dalam perjalanan panas melalui atmosfer bumi hingga sampai ke bumi.
Ketika sudah sampai ke permukaan Bumi, meteorit umumnya berukuran sebesar kepalan tangan hingga sekecil kerikil.
4. Planet Kerdil
Uniknya, planet kerdil atau planet katai ternyata termasuk ke dalam jenis batuan antariksa.
Di tata surya kita, planet kerdil kebanyakan ditemukan di Sabuk Kuiper di luar Neptunus, yang paling populer yaitu Pluto.
Namun, planet kerdil terbesar yang diketahui yaitu Ceres, yang diketahui memiliki gunung es dan tanda-tanda geologi.
Selain Pluto dan Ceres, beberapa planet kerdil yang sudah diidentifikasi yaitu Makemake, Haumea, dan Eris.
5. Objek Awan Oort
NASA mendefinisikan Awan Oort sebagai rumah bagi sebagian besar komet berperiode panjang, seperti komet Siding Spring.
Komet Siding Spring membutuhkan waktu lebih dari 200 tahun untuk mengorbit Matahari.
Jarak Awan Oort dengan Matahari yaitu sekitar 300 miliar kilometer, yang juga mengelilingi Matahari.
Baca Juga: Ada Banyak Fenomena Astronomi di Tahun 2024, Ini Daftarnya
Wilayah Awan Oort merupakan wilayah terbesar dan terjauh di tata surya, yang luasnya sekitar 100.000 kali jarak antara Bumi dan Matahari.
Ini setara dengan perjalanan sebuah pesawat antariksa sekitar 30.000 tahun untuk melintasi seluruh Awan Oort dan keluar sepenuhnya dari tata surya.
----
Kuis! |
Apa perbedaan batuan bumi dan batuan antariksa? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | NASA |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR