Penyakit campak pun meluas saat penjelajahan dunia meningkat pada sekitar abad ke-16.
Dalam catatan sejarah, campak pertama kali tercatat ditemukan oleh dokter Skoltandia, Fancis Home pada tahun 1757.
Pada saat itu, campak disebut sebagai penyakit yang berasal dari patogen yang menularkan ke orang sehat melalui darah pasien.
Saat menyebarnya penyakit campak ini, beberapa wilayah yang tidak terpapar atau terpencil menjadi tempat yang sangat rentan.
Saat itu, belum ada vaksin yang bisa menjaga tubuh dari infeksi virus penyebab campak.
Karenanya, daerah kepulauan seperti Faroa justru mengalami wabah campak pada tahun 1846, lalu Hawaii pada tahun 1848, Fiji pada tahun 1875, dan Rotuna pada tahun 1911.
Jadi, sebelum adanya vaksin, penyakit ini sudah pernah menyebar ke seluruh dunia dan sangat berbahaya.
Barulah pada abad ke-20 banyak negara mengalami kemajuan teknologi dan layanan kesehatan sehingga penularan atau korban pada penyakit ini mulai menurun.
Bahkan hingga saat ini walau vaksin sudah ditemukan, campak tetap jadi penyakit yang perlu diwaspadai.
Pencegahan Campak
Tentu saja mencegah akan lebih baik daripada kita mengobati, karena itu pencegahan munculnya penyakit campak perlu dilakukan.
Baca Juga: Kasus Campak di Eropa Naik 30 Kali Lipat, Bagaimana dengan Indonesia?
Source | : | Kompas.com,HaloDoc |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR