Bobo.id - Planet, bintang, galaksi, dan objek lainnya berada di satu tempat yang sangat luas. Yap, alam semesta!
Alam semesta adalah ruangan yang sangat luas. Di sanalah tempat tata surya, galaksi, dan bintang berada.
Ada banyak teori pembentukan alam semesta. Salah satunya adalah teori big bang atau ledakan besar.
Saat ketika big bang terjadi, alam semesta meluas begitu cepat dan ia terus meluas sampai hari ini, lo.
Alam semesta mengembang dengan kecepatan 67,5 kilometer per detik per megaparsec. Apa sebabnya?
Alam Semesta Terus Mengembang
Para astronom menyetujui bahwa alam semesta kita berkembang dengan kecepatan yang makin cepat.
Ada sebuah teori yang menyebut ini karena alam semesta terus bertabrakan dan menyerap 'bayi semesta'.
Bisa jadi, alam semesta terus meluas karena didorong oleh penggabungan dengan alam semesta lain.
Penggabungan dengan alam semesta lain bisa meningkatkan volume alam semesta kita atau perluasan.
Misalnya, setelah big bang terjadi. Di masa-masa awal itu, alam semesta meluas dengan sangat cepat.
Baca Juga: Mengenal Ploonet, Bulan yang Berubah Menjadi Planet di Alam Semesta
Hal ini mungkin disebabkan oleh penyerapan alam semesta muda oleh alam semesta yang lebih besar.
Diperkirakan, perluasan ini disebabkan oleh tumbukan dengan alam semesta yang lebih besar, lo.
Jadi, alam semesta kita lah yang sebenarnya terserap ke dalam alam semesta 'induk' yang lain, teman-teman.
Setelah diserap, alam semesta kita terus bertabrakan dengan 'bayi semesta' lain dan menggabungkannya juga.
Sayangnya, hingga kini, peneliti tidak memiliki gambaran rinci tentang bagaimana proses penyerapan itu terjadi.
Teori Adanya Energi Gelap
Sebelum teori penggabungan, teori adanya energi gelap cukup populer untuk membuat alam semesta mengembang.
Suvei selama 5 tahun pada 200 ribu galaksi membuktikan, energi gelap membuat semesta cepat mengembang.
Berdasarkan analisis, jarak antargalaksi pada permulaan semesta adalah sekitar 500 juta tahun cahaya.
Kemudian, terlihat jarak antargalaksi makin menjauh. Diperkirakan karena energi gelap mendorongnya keluar.
Aksi energi gelap ini seperti ketika kita melempar bola ke udara dan menjaganya bergerak makin cepat ke atas.
Baca Juga: Jumlahnya Miliaran, Apa Saja Bentuk Galaksi yang Ada di Alam Semesta?
Penemuan ini mendukung teori bahwa energi gelap sebagai gaya konstan membuat alam semesta mengembang.
Hasil ini sekaligus membantah teori gravitasi di galaksi yang menyebabkan alam semesta kita mengembang.
Awal Kelahiran Alam Semesta
Dahulu, asal-usul alam semesta menjadi pertanyaan besar bagi para ilmuwan. Banyak dilakukan penelitian.
Akhirnya pada 1931, komsolog Georges Lemaitre mencetuskan teori bahwa dulu alam semesta berasal dari titik tunggal.
Titik itu sangat padat yang kemudian meledak hebat dan melahirkan alam semesta seperti sekarang.
Teori itu kemudian dikenal sebagai teori big bang. Diperkirakan, big bang terjadi sekitar 13,8 miliar tahun lalu.
Dalam sepersetriliun detik, titik tunggal itu meledak dan mengembang lebih cepat dari kecepatan cahaya!
Di periode awal, alam semesta mengembang 90 kali lebih besar, berubah dari ukuran subatom ke ukuran bola golf.
Setelah big bang terjadi, suhu alam semesta menurun drastis, dari 100 miliar sekstiliun kelvin jadi 1 miliar kelvin.
Kala itu, kondisi alam semesta terlalu panas sehingga cahaya dan atom pun tidak bisa terbentuk di sana.
Baca Juga: Apakah Lubang Hitam di Alam Semesta Bisa Bertambah Besar? Ini Faktanya
----
Kuis! |
Apa yang dimaksud dengan alam semesta? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | Kompas.com,Live Science |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR